Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Peneliti Temukan Bukti Manusia Praktik Kanibalisme Sejak 18.000 Tahun Lalu
10 Februari 2025 7:31 WIB
·
waktu baca 4 menit![Fosil tengkorak manusia purba Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1521194457/qucsu6tqy4xbrftuf3an.jpg)
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menemukan bukti konklusif tentang sejarah manusia yang menyeramkan: kelompok manusia di era Magdalenian–sekitar 18.000 tahun lalu– mempraktikkan kanibalisme, bahkan sampai memakan otak kawannya. Penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang praktik pemakaman dan ritual dalam sejarah manusia purba.
ADVERTISEMENT
Pemahaman kita tentang bagaimana para pemburu-pengumpul di Eropa Paleolitik Atas menghadapi kematian masih sangat terbatas. Ini karena sangat sedikit bukti dan catatan arkeologi yang ada saat ini. Namun, baru-baru ini para ilmuwan menemukan beberapa bukti yang bisa memberi petunjuk kepada para peneliti tentang bagaimana kegiatan dan praktik pemakaman di era Magdalenian.
Petunjuk tersebut terlihat dari sisa-sisa kerangka manusia berusia 18.000 tahun. Kerangka manusia itu ditemukan dalam keadaan ditutupi dengan oker dan dikelilingi oleh barang-barang kuburan. Namun beberapa tulang tampaknya telah hilang. Peneliti awalnya menduga, tulang yang hilang telah dicuri oleh hewan pemakan bangkai atau dikumpulkan oleh orang-orang Magdalenian sebagai relik.
Namun, hasil penyelidikan lebih lanjut menunjukkan sesuatu yang aneh terjadi. Banyaknya tulang yang hilang, ditambah adanya bagian tubuh terpisah menunjukkan beberapa bagian tubuh tersebut kemungkinan dipilih secara sengaja oleh orang-orang Magdalenian karena suatu alasan.
ADVERTISEMENT
Kelompok Magdalenian diketahui menggunakan tulang manusia sebagai bahan baku, terkadang membuat piala tengkorak dan perhiasan. Buktinya telah banyak ditemukan. Di Prancis, misalnya, potongan kerangka manusia ditemukan pada 93 individu Magdalenian.
Kenapa orang Magdalenian gemar memotong tubuh manusia? Ada yang berpendapat bahwa tanda-tanda sayatan pada tulang merupakan bukti pembersihan tulang perimortem (dilakukan mendekati atau sekitar waktu kematian). Namun, ada juga yang berpendapat bahwa aktivitas ini merupakan tanda-tanda dari praktik kanibalisme , di mana mereka menyiapkan daging manusia untuk dikonsumsi.
Perdebatan ini telah berlangsung di dunia akademis selama bertahun-tahun, tapi sebuah studi baru memperkuat salah satu pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya. Dalam studi yang terbit di jurnal Scientific Reports, tim peneliti internasional menganalisis tulang-tulang manusia di Gua Maszycha di Polandia, sebuah situs yang pertama kali ditemukan pada abad ke-19 berisi peralatan batu serta sisa-sisa hewan dan manusia.
ADVERTISEMENT
Selama tahun 1990-an, para peneliti menduga tengkorak yang ditemukan di Gua Masyzcha adalah bukti adanya praktik kanibalisme. Namun, penelitian selanjutnya menyanggah dugaan tersebut dengan alasan tengkorak tidak memperlihatkan bekas gigi, juga tidak menunjukkan tanda-tanda modifikasi budaya.
Tak satu pun studi di masa lalu menggunakan teknik modern dalam penelitiannya, dan di sinilah penelitian baru berperan. Ilmuwan memeriksa ulang data sebelumnya dan menambahkan bukti baru ke dalam penelitiannya. Mereka juga kembali mempertimbangkan adanya dugaan praktik kanibalisme.
Para peneliti memeriksa 63 fragmen tulang manusia termasuk tengkorak dan tulang tungkai panjang menggunakan teknik mikroskopi 3D yang canggih. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang sengaja dibuat oleh manusia, bukan yang terjadi karena proses alamiah.
Di antara bukti-bukti yang diperiksa adalah bekas sayatan dan retakan yang menandakan adanya persiapan konsumsi. Misalnya tanda penghilangan jaringan atau tulang yang membungkus otot, otak, dan sumsum tulang.
ADVERTISEMENT
“Lokasi dan frekuensi bekas sayatan serta patah tulang yang disengaja jelas menunjukkan eksploitasi nutrisi pada tubuh, sehingga menepis hipotesis adanya perawatan pemakaman tanpa konsumsi,” kata Francesc Marginedas, penulis utama studi dalam sebuah pernyataan, mengutip IFL Science.
Tim yakin, jasad-jasad yang ditemukan di gua telah melalui proses pengambilan daging sesaat setelah korban meninggal dunia. Ini dilakukan agar daging tidak membusuk sebelum dikonsumsi.
Di tengkorak jasad, terdapat potongan yang menunjukkan korban telah dikulit dan dagingnya diambil, sementara fraktur pada tulang berasal dari upaya untuk mengeluarkan otak–sumber makanan kaya nutrisi. Pada saat yang sama, terdapat fraktur pada tulang humerus dan femur yang menunjukkan adanya pengambilan sumsum tulang, sumber lemak dan kalori lainnya.
Bukti-bukti ini menunjukkan manipulasi sistemis terhadap sisa-sisa manusia untuk dikonsumsi, di mana mereka memprioritaskan bagian yang paling bergizi untuk dimakan.
ADVERTISEMENT
“Kanibalisme adalah perilaku yang terdokumentasikan pada berbagai masa dalam evolusi manusia,” papar Dr. Palmira Saladie, salah satu penulis penelitian. “Dalam konteks prasejarah, kanibalisme dapat menjadi respons terhadap kebutuhan bertahan hidup dan praktik ritual atau bahkan dinamika kekerasan antar-kelompok.”
Ada kemungkinan praktik kanibalisme ini disebabkan akibat meningkatnya ketegangan antar kelompok akibat meluasnya demografi yang terjadi setelah Zaman Es Terakhir. Populasi manusia yang meningkat menyebabkan persaingan yang lebih ketat untuk mendapatkan makanan, menghasilkan lebih banyak konflik dan berakhir pada tindakan kanibalisme.
Di seluruh Eropa, saat ini terdapat lima situs dari periode Magdalenian yang menunjukkan bukti nyata kanibalisme manusia. Penemuan ini memberi simpulan bahwa kanibalisme merupakan bagian dari budaya masyarakat selama masa Magdalenian. Kanibalisme merupakan cara untuk memakan orang mati, bisa sesama kelompok atau musuh.
ADVERTISEMENT