Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Peneliti Temukan Bukti Pertama Gladiator Romawi Melawan Singa
25 April 2025 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kerangka manusia dari era Romawi yang ditemukan di York, Inggris utara, menunjukkan adanya tanda-tanda gigitan kucing besar dan kemungkinan adalah bukti arkeologi pertama bahwa gladiator bertarung dengan singa atau binatang buas lain.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kontes pertarungan singa dan manusia yang legendaris diketahui hanya tercantum dari sumber tertulis dan artistik. Ini membuat ilmuwan mempertanyakan kebenarannya.
“Yang tidak saya sadari saat memulai pekerjaan ini adalah tidak adanya bukti fisik gladiator yang bertarung dengan binatang, di mana pun di dunia,” kata Profesor Tim Thompson, penulis utama penelitian yang studinya terbit di jurnal PLOS ONE. “Yang kami miliki hanyalah gambar, lukisan, dan mosaik.”
Di Yorkshire, misalnya, sebuah mosaik yang ditemukan di vila Romawi di desa Rudston menggambarkan seekor singa, macan tutul, banteng, dan rusa jantan di samping lambang korporasi “arena hunters” yang terkenal. Sangat sedikit sisa-sisa hewan besar yang pernah ditemukan dari amphiteater Romawi, salah satunya adalah tulang macan tutul.
Ketika menggali kuburan di Driffield Terrace di kota Romawi Eboracum yang sekarang menjadi York, para peneliti mencatat semua mayat di makam adalah pria muda yang menunjukkan tanda-tanda trauma fisik. Menariknya, banyak dari luka yang dialami korban cocok dengan yang ditemukan pada kerangka dari kuburan gladiator di Ephesus di Turki.
ADVERTISEMENT
“Jika kita melihat demografi makam, trauma yang disembuhkan, sifat pemenggalan kepala, semua itu sangat tidak biasa jika kita bandingkan dengan jenazah dari pemakaman Romawi lainnya,” kata Thompson. “Namun, jika kita bandingkan dengan jenazah dari Ephesus, misalnya, maka keduanya benar-benar mirip. Jadi, kami cukup yakin bahwa ini adalah gladiator.”
Hebatnya, para peneliti juga menemukan beberapa cekungan pada panggul salah satu kerangka yang tampak seperti bekas gigitan. Peneliti lantas meneliti cekungan tersebut menggunakan pemindaian 3D dan membandingkannya dengan jejak gigi hewan besar. Mereka menyimpulkan, cekungan ini kemungkinan memang dibuat oleh kucing besar seperti singa.
Karena singa biasanya menyerang kepala atau leher mangsanya, penulis studi menduga, gigitan tersebut bukan bagian pertarungan, melainkan cengkraman singa sebelum pria itu meninggal. Kerangka itu juga sudah dipenggal, meski tidak jelas bagaimana tepatnya individu itu meninggal.
“Saya tidak berpikir gigitannya fatal. Posisi, kedalaman luka, dan bekas gigitan menunjukkan bahwa ini bukan seseorang yang sedang berjuang atau berkelahi dengan singa,” kata Thompson.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari bagaimana semuanya terjadi, yang pasti korban mengalami masa-masa yang cukup menyedihkan di arena gladiator. Temuan ini memberikan validasi bagi catatan sejarah tentang gladiatorial “beast hunts”, sebuah pertarungan antara manusia dan binatang buas.
Kendati begitu, ada juga dugaan kerangka yang hancur itu merupakan sisa-sisa narapidana yang dijatuhi hukuman mati dengan eksekusi sadis dikenal damnatio ad bestias, di mana kematian dilakukan oleh binatang buas dan dijadikan hiburan warga.
“Penelitian terbaru ini memberi kita wawasan luar biasa tentang kehidupan dan kematian seseorang, dan menambah penelitian genom sebelumnya dan yang sedang berlangsung tentang asal-usul beberapa pria yang dimakamkan di pemakaman Romawi,” kata David Jennings, CEO York Archaeology.
"Kita mungkin tidak akan pernah tahu apa yang membawa pria ini ke arena tempat kita percaya ia mungkin bertarung untuk menghibur orang lain, tetapi sungguh luar biasa bahwa bukti osteo-arkeologi pertama untuk pertarungan gladiator semacam ini telah ditemukan sejauh ini dari Koloseum Roma, yang seharusnya menjadi Stadion Wembley tempat pertarungan klasik di dunia."
ADVERTISEMENT