Peneliti Temukan Burung Super Langka Kelamin Ganda

11 Oktober 2020 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grosbeak dada mawar. Foto: Ken Thomas via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Grosbeak dada mawar. Foto: Ken Thomas via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Para ahli biologi di Pennsylvania, AS, menemukan burung grosbeak dada mawar (Pheucticus ludovicianus) super langka yang punya jenis kelamin ganda. Secara genetik, sebagian tubuh burung ini adalah jantan, sedangkan sebagian lain adalah betina.
ADVERTISEMENT
Hewan langka ini pertama kali ditemukan para peneliti dari Carnegie Museum of Natural History pada 24 September 2020. Saat itu, burung ini ditemukan di Cagar Alam Powdermill di Rector, Pennsylvania, AS.
Grosbeak dada mawar sendiri umumnya dimorfik secara seksual. Maksudnya, burung dengan jenis kelamin jantan dan betina memiliki warna bulu yang berbeda.
Namun, burung langka ini ternyata memiliki warna yang biasanya hanya dimiliki oleh masing-masing jenis kelamin. Berdasarkan catatan peneliti, burung yang mereka temukan memiliki bercak dada kemerahan dan warna sayap kanan berwarna merah muda seperti jantan, sedangkan sayap sisi kiri berwarna coklat-oranye seperti betina.
Grosbeak dada mawar (Pheucticus ludovicianus) super langka yang punya jenis kelamin ganda. Foto: Annie Lindsay via Carnegie Museum of Natural History
"Seluruh tim sangat senang melihat kelangkaan ini dari dekat, dan menikmati pengalaman sekali seumur hidup ini," kata Annie Lindsay, manajer program banding burung di Powdermill, dikutip dari situs resmi Carnegie Museum of Natural History.
ADVERTISEMENT
"Salah satu dari mereka menggambarkannya seperti 'melihat unicorn' dan yang lainnya menggambarkan aliran adrenalin saat melihat sesuatu yang sangat luar biasa. Mereka semua sangat bersyukur menjadi bagian dari rekaman yang patut diperhatikan dan menarik," sambungnya.
Menurut penjelasan museum, burung grosbeak dada mawar berjenis kelamin ganda ini merupakan contoh dari fenomena langka yang disebut ginandromorfisme bilateral.
Ginandromorfisme bilateral sendiri adalah kondisi ketika penampilan luar hewan terbagi di tengah berdasarkan jenis kelamin, setengah jantan dan setengah betina. Dalam kasus burung grosbeak dada mawar tersebut, ia memiliki karakteristik jantan di sebelah kanan dan betina di sebelah kiri.
Menurut penjelasan IFL Science, fenomena ginandromorfisme bilateral terjadi karena penentuan jenis kelamin pada burung sedikit berbeda dari manusia. Pada manusia, betina memiliki dua salinan dari kromosom jenis kelamin yang sama (XX) dan jantan memiliki salinan masing-masing (XY). Adapun burung punya karakteristik yang berkebalikan, di mana yang jantan memiliki kromosom seks ganda (ZZ) dan sedangkan yang betina memiliki salinan kromosom masing-masing (ZW).
Grosbeak dada mawar. Foto: KillerChihuahua via Wikimedia Commons
Ginandromorfi diperkirakan terjadi karena alasan yang berbeda pada spesies yang berbeda, menurut catatan Natural History Magazine. Namun, pada burung, fenomena ini diyakini terjadi ketika ada kesalahan dalam pembentukan telur.
ADVERTISEMENT
Telur burung biasanya membawa satu kromosom seks untuk bersatu dengan satu kromosom seks yang dibawa oleh sperma. Nah, jika sel telur secara tidak sengaja berakhir dengan dua kromosom (Z dan W) dan jika sel telur yang menyimpang ini dibuahi oleh dua sperma pembawa Z, burung yang dihasilkan akan memiliki kromosom ZZ dan ZW bersamaan, sehingga memungkinkan burung itu memiliki ciri fisik jantan dan betina.
Carnegie Museum of Natural History menjelaskan, dalam 64 tahun terakhir terdapat kurang dari 10 fenomena ginandromorfisme bilateral di Cagar Alam Powdermill.
"Ginandromorfisme bilateral, meskipun sangat tidak umum, adalah normal dan memberikan contoh yang sangat baik dari proses genetik yang menakjubkan yang jarang ditemui orang," kata Lindsay.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti yang menemukan burung berjenis kelamin ganda ini pun sekarang penasaran untuk melihat apakah ia bisa berkembang biak dengan sukses. Para peneliti menduga, burung ini secara teori bisa berkembang biak karena sisi kiri burung ini adalah betina. Sebab, biasanya hanya ovarium sebelah kiri yang berfungsi bagi burung untuk berkembang biak.
Namun, peneliti menduga ada kemungkinan corak bulu khas jantan yang dimilikinya dapat memicu respons teritorial dari jantan lain. Dalam artian ini, pejantan lain bisa jadi menduga bahwa ia adalah pejantan juga, sehingga mengurangi peluang burung super langka untuk berpacaran.