Peneliti Temukan Fakta Baru Kematian Misterius Legenda Bela Diri Bruce Lee

20 November 2022 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bruce Lee Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Bruce Lee Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada 20 Juli 1973, aktor bela diri Bruce Lee yang terkenal karena atraksi kungfunya di layar lebar tiba-tiba meninggal di usia 32 tahun. Misteri seputar kematiannya yang mendadak telah banyak melahirkan teori konspirasi liar. Namun, hasil analisis baru menunjukkan bahwa pria yang dijuluki Little Dragon itu kemungkinan meninggal akibat terlalu banyak minum air.
ADVERTISEMENT
Jika benar Bruce Lee meninggal gara-gara terlalu banyak minum air, penyebab kematiannya ini bisa menjadi pukulan ironis bagi pria yang membantu mempopulerkan filosofi Timur dengan slogan ikonik “Jadilah air, temanku”.
Adapun dugaan para peneliti soal penyebab Bruce Lee meninggal didapat setelah mereka meninjau kembali fakta-fakta seputar kematian Lee. Misalnya, dalam sebuah dokumentasi disebutkan bahwa tak lama setelah Lee merokok ganja dan minum air, dia mengalami sakit kepala dan pusing sekitar pukul 19.30 sesaat sebelum dia meninggal. Lee kemudian minum obat penghilang rasa sakit yang disebut Equagesic. Dua jam kemudian, Lee ditemukan sudah tidak bernyawa.
Hasil autopsi mengungkapkan bahwa otak Lee membengkak menjadi 1.575 gram, jauh dari berat normal rata-rata 1.400 gram. Oleh karena itu, kematian Lee disimpulkan karena terjadinya pembengkakan yang disebut edema serebral, yang terjadi akibat reaksi ekstrem terhadap Equagesic.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut peneliti, jika merunut dari kronologis kejadian, Lee minum obat setelah mengalami sakit kepala dan pusing yang mungkin mengindikasikan bahwa otaknya mulai membengkak sebelum dia minum Equagesic. Selain itu, edema serebral tidak bisa menjadi satu-satunya temuan nekropsi jika memang hipersensitivitas terhadap Equagesic adalah penyebab kematian Lee.
Bruce Lee. Foto: AFP
“Kami sekarang mengusulkan, berdasarkan analisis informasi yang tersedia untuk umum, bahwa penyebab kematian adalah edema serebral akibat hiponatremia. Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air membunuh Bruce Lee,” tulis para peneliti dalam Clinical Kidney Journal.
Hiponatremia terjadi ketika asupan cairan melebihi kapasitas ginjal untuk menyaring air keluar dari darah. Biasanya terjadi saat seseorang minum dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu sangat singkat.
ADVERTISEMENT
Meski tidak ada bukti yang menunjukkan Bruce Lee melakukan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa dia kemungkinan memiliki beberapa faktor risiko mengalami hiponatremia. Artinya, korban bisa saja mengalami hiponatremia meski minum dalam jumlah air yang tidak terlalu banyak
Misalnya, peneliti mencatat beberapa klaim yang dibuat oleh istri dan dokter pribadi Bruce Lee yang mengatakan aktor tersebut telah berhenti mengonsumsi makanan padat dan bertahan hidup hanya dengan minum jus wortel dan jus apel. Dikenal dengan sebutan “diet teh dan roti bakar”, pola makan rendah zat terlarut ini bisa membuat risiko Lee terkena hiponatremia lebih tinggi.
Lee juga dilaporkan menggunakan diuretik untuk membersihkan tubuhnya dari natrium dan membuat ototnya tampak lebih terbentuk. Selain itu, menurut sumber terdekat Lee, dia mulai minum 10 hingga 20 botol sake setiap hari di bulan-bulan terakhir hidupnya. Dengan mempertimbangkan faktor gaya hidup ini, peneliti mengatakan Lee telah mengalami edema serebral selama dua bulan sebelum dia meninggal.
ADVERTISEMENT
“Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi.”