Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Bersama 50 Telur Berusia 190 Juta Tahun
21 November 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Para peneliti temukan spesies dinosaurus yang hidup 190 juta tahun bersama puluhan telur yang belum menetas. Dinosaurus ini kemungkinan spesies baru karena belum teridentifikasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Tim dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology (IVPP) dari Chinese Academy of Sciences (CAS) menggali fosil dari tiga spesies dinosaurus baru di Provinsi Guizhou, China Barat daya. Diterbitkan di jurnal National Science Review, spesies yang baru diidentifikasi ini diberi nama Qianlong shouhu, termasuk dalam kelompok dinosaurus yang dikenal sebagai sauropodomorphs, masih keluarga sauropoda.
Sauropoda termasuk hewan darat terbesar yang pernah hidup di Bumi. Dinosaurus ini bisa tumbuh sangat besar, memiliki empat kaki dengan leher dan ekor panjang, kepala kecil dan kaki tebal. Qianlong shouhu yang baru ditemukan merupakan spesimen dewasa, punya ukuran panjang sekitar 6 meter dengan berat mencapai 1 ton.
Para peneliti juga menemukan sekitar 50 fosil telur dari spesimen yang sama, tersebar di lima sarang berbeda yang di dalamnya berisi sisa-sisa kerangka embrio. Baik individu dewasa maupun telur diperkirakan berasal dari 190 juta tahun lalu atau selama periode Jurassic (201 juta hingga 145 juta tahun lalu).
ADVERTISEMENT
Penemuan ini kemungkinan mewakili catatan fosil dinosaurus dewasa dan paling awal. Analisis terhadap telur menunjukkan bahwa fosil tersebut memiliki bentuk elips dan relatif kecil.
Analisis juga mengungkapkan bahwa cangkang telur memiliki tekstur mirip kulit. Temuan dari Guizhou ini telah memberikan bukti kuat tentang telur berkulit paling awal yang diketahui. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa telur dinosaurus pertama memiliki tekstur kasar.
Sebelumnya, pemahaman tentang reproduksi dinosaurus sebelum periode Cretaceous–setelah periode Jurassic– terhambat oleh kelangkaan fosil. Namun, penemuan baru membantu mengisi beberapa kesenjangan dalam pengetahuan para ilmuwan. Analisis peneliti menemukan bahwa cangkang telur tersebut memiliki tekstur sedikit keras, menentang gagasan yang ada tentang sifat telur dinosaurus paling awal.
“Setelah dianalisis, kami yakin bahwa cangkang telurnya bersifat sedikit keras, berada di antara cangkang lunak seperti telur ular dan cangkang keras seperti telur ayam,” ujar Han Fenglu, penulis studi dan seorang profesor di School of Earth Sciences at the China University of Geosciences di Wuhan kepada Global Times.
ADVERTISEMENT
“Berbeda dengan argumen yang ada selama ini bahwa telur dinosaurus paling awal lunak atau kaku, dan ini menjadi penemuan pertama kali telur dinosaurus paling awal berbentuk semi-kaku.”
Han bilang, telur dinosaurus dari periode yang sama telah ditemukan di negara-negara Afrika Selatan dan Argentina, tapi telur di Qianlong shouhu mempertahankan struktur cangkang telur paling lengkap. Pengamatan pada permukaan cangkang yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil menunjukkan bahwa telur memang memiliki tekstur kasar.
Studi juga menjelaskan pola perilaku dan strategi reproduksi dinosaurus awal, di mana kerangka embrio di dalam telur di sarang Qianlong shouhu semuanya berada pada tahap perkembangan yang sama. Ini menunjukkan dinosaurus tersebut akan menetas secara bersamaan, sama seperti penyu modern.
ADVERTISEMENT