Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Peneliti Temukan Tumbuhan yang Bisa Bertahan Hidup di Planet Mars
7 Juli 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Peradaban manusia di masa depan sepertinya bakal ditemani oleh satu tumbuhan kecil yang sangat istimewa dan tangguh. Dia adalah lumut yang bisa hidup di lingkungan ekstrem.
ADVERTISEMENT
Jenis lumut bernama Syntrichia caninervis ini ditemukan di gurun. Menurut sebuah makalah yang terbit di jurnal The Innovation, tanaman ini kemungkinan dapat bertahan hidup dan tumbuh di lingkungan keras seperti Mars.
Studi tersebut menyebut, S. carninervis dapat tumbuh di suhu beku hingga -196 derajat Celcius, dan dapat bertahan hidup pada tingkat radiasi gamma yang bisa membunuh sebagian besar tanaman dan semua bentuk kehidupan di Bumi. S. caninervis juga dapat bertahan di kondisi lingkungan yang sangat kering, ditambah dengan radiasi berat, dan cuaca dingin dalam simulasi kondisi Planet Merah.
“Studi kami menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan lumut S. caninervis lebih baik daripada beberapa mikroorganisme dan tardigrada yang sangat toleran terhadap stres,” tulis para peneliti dalam studinya. “S. caninervis adalah calon tanaman pionir yang menjanjikan untuk menjajah lingkungan luar angkasa, meletakkan dasar untuk membangun habitat manusia yang berkelanjutan secara biologis di luar Bumi.”
ADVERTISEMENT
Tekanan atmosfer di Mars kurang dari 1 persen dari Bumi, rata-rata sekitar 6 milibar, dan suhu permukaannya rata-rata sekitar -62 derajat Celcius, hingga mencapai sekitar -126 derajat Celcius selama musim dingin di kutub dan 21 derajat Celcius selama musim panas di khatulistiwa.
Selain itu, sebagian besar air di Mars berupa es, dengan lapisan es di kutub terdiri dari air dan es kering–karbon dioksida beku. Mars juga tidak punya medan magnet global seperti Bumi. Artinya, apa pun yang ada di permukaan akan terpapar radiasi kosmik tingkat tinggi yang dapat menimbulkan berbagai risiko bagi penjelajah manusia dan apa pun yang tumbuh di tanahnya.
ADVERTISEMENT
S. caninervis menjadi tanaman pertama yang diuji kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi luar angkasa. S. caninervis dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di lingkungan yang keras, mulai dari Tibet hingga Antartika. Ini membuatnya menjadi kandidat kuat untuk dibawa ke Mars.
Dalam makalah, para peneliti menjelaskan bagaimana lumut disimpan pada suhu -80 derajat Celcius selama tiga atau lima tahun, dan pada suhu -195 derajat Celcius selama 15 hingga 30 hari. Tanaman itu membuka, tapi setelah cair, peneliti menemukan bahwa dia mampu beregenerasi dan tumbuh lagi. Mereka juga menemukan, lumut telah mengalami dehidrasi sebelum dibekukan, tapi dia bisa pulih dengan cepat.
Peneliti kemudian menguji tanaman dengan dosis radiasi yang bervariasi, dan menemukan S. caninervis mampu bertahan, bahkan tumbuh subur pada tingkat radiasi hingga 500 Gray (Gy)–sebagai perbandingan, manusia biasanya mati setelah terpapar 8 Gy.
ADVERTISEMENT
“Hasil penelitian kami menunjukkan S. caninervis merupakan salah satu organisme yang paling toleran terhadap radiasi,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip Newsweek.
Peneliti lalu menguji tanaman dengan lingkungan mirip dengan planet Mars, mengekspos tanaman pada suhu yang berfluktuasi antara -60 derajat Celcius hingga 20 derajat celcius, tekanan atmosfer rendah, udara yang terdiri dari 95 persen CO2, dan tingkat radiasi ultraviolet tinggi.
Mereka menemukan, lumut memiliki tingkat pemulihan mencapai 100 persen dalam waktu kurang lebih 30 hari setelah terpapar lingkungan keras. Dengan begitu, S. caninervis memiliki potensi besar sebagai tanaman yang bisa hidup di Mars.
“Melihat ke masa depan, kami berharap lumut yang menjanjikan ini dapat dibawa ke Mars atau Bulan untuk menguji lebih lanjut kemungkinan kolonisasi dan pertumbuhan tanaman di luar angkasa,” papar peneliti.
ADVERTISEMENT