news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Peneliti Usul Nama Ilmiah Badak Jawa Diganti, Kenapa?

24 Maret 2025 10:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak badak jawa langka terlihat oleh CCTV di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Foto: KLHK via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Anak badak jawa langka terlihat oleh CCTV di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Foto: KLHK via Reuters
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti mengusulkan nama ilmiah badak jawa diganti dari Rhinoceros sondaicus menjadi Eurhinoceros sondaicus. Sebab, menurut ilmuwan, ada perbedaan anatomi antara badak india dan badak jawa.
ADVERTISEMENT
Ahli zoologi, Francesco Nardeli, dan ahli paleontologi, Kurt Heibig, menjelaskan di jurnal ZooKeys bahwa asal-usul nama ilmiah baru untuk badak jawa muncul karena ada perbedaan anatomi dan ekologi mendasar yang menunjukkan adaptasi evolusi antara badan india (Rhinoceros unicornis) dan badak jawa (Rhinoceros sondaicus).
Karena perbedaan ini, mereka mengusulkan nama ilmiah badak jawa diganti menjadi Eurhinoceros sondaicus. Rhinoceros dan Eurhinocerus adalah dua genus yang terpisah. Pemisahan ini bisa membantu pemahaman ilmiah, serta meningkatkan dampak penting bagi konservasi badak jawa.
Badak jawa atau disebut juga badak sunda adalah salah satu badak terkecil di dunia. Dia merupakan mamalia paling langka, masuk kategori Sangat Terancam dalam daftar merah IUCN. Hewan ini hanya hidup di daerah terpencil di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
ADVERTISEMENT
Badak jawa memiliki tengkorak ramping, dengan gigi yang dirancang untuk mengunyah dedaunan atau tumbuhan. Kulit mereka ditutupi poligon seperti sisik yang khas dan membentuk pola seperti mosaik di seluruh tubuhnya. Menariknya, badak jawa betina tidak memiliki tanduk, melainkan tonjolan kecil,
Sebaliknya, badak india –yang juga dikenal sebagai badak bercula satu– terdaftar sebagai hewan rentan di Daftar Merah IUCN, dan memiliki distribusi yang lebih luas di India, Nepal, dan Myanmar. Badak india juga memiliki gigi yang dirancang untuk memakan tanaman yang lebih keras, seperti rumput panjang daripada mencari daun. Mereka juga jauh lebih besar daripada badak jawa, dengan bobot tubuh lebih berat, dan lipatan kulit yang dalam.
Sonai, bayi badak India berusia dua bulan, dan ibunya Sundara terlihat di kandang taman hewan Branfere di Le Guerno, Brittany, Prancis. Foto: Stephane Mahe/REUTERS
“Adaptasi mamalia darat besar terhadap berbagai lingkungan terkait dengan keberagaman jenis makanan yang dapat mereka konsumsi, yang tercermin dalam variasi morfologi gigi dan tengkorak mereka,” papar para peneliti. “Pada badak, adaptasi ini diidentifikasi dalam struktur gigi dan postur kepala mereka.”
ADVERTISEMENT
Selain perbedaan fisik, badak juga mempunyai perbedaan perilaku. Badak sunda lebih penyendiri, lebih suka berkeliaran sendirian di hutan, sedangkan badak india hidup membentuk kelompok sosial yang disebut crash.
Kedua spesies ini dulunya memiliki rentang wilayah yang sama, sehingga para peneliti bertanya-tanya apakah evolusi mereka saling berhubungan. Fosil badak jawa paling awal berasal dari 8 hingga 9 juta tahun lalu di Myanmar. Namun, tim percaya bahwa pengaruh lingkungan menyebabkan kedua spesies berevolusi secara terpisah, sehingga muncul perbedaan pada gigi, makanan, dan perilaku.
Karena hal ini, tim mengusulkan agar badak jawa disebut Eurhinoceros sondaicus sebagai pengakuan atas perbedaan dan evolusinya.
“Mengenali Eurhinoceros sondaicus sebagai genus berbeda memberikan gambaran yang lebih akurat tentang sejarah evolusi dan spesialisasi ekologinya,” jelas peneliti dalam makalahnya.
ADVERTISEMENT
“Klasifikasi yang lebih baik ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang evolusi badak tetapi juga memberikan kerangka kerja yang lebih jelas untuk perencanaan konservasi, membantu menyusun strategi untuk perlindungan hewan yang terancam punah ini.”