Peneliti: Vaksin Virus Corona Siap Diproduksi Massal, Tersedia September 2020

30 April 2020 2:44 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
ADVERTISEMENT
Banyak ilmuwan memprediksi pengembangan vaksin untuk virus corona jenis baru yang dikenal SARS-CoV-2 membutuhkan waktu sekitar satu tahun atau bahkan lebih. Namun, sekelompok peneliti di Oxford University, Inggris, meyakini vaksin yang ditunggu umat manusia ini bisa hadir sebelum tahun 2020 berakhir.
ADVERTISEMENT
Mereka bilang, vaksin pencegah penyakit COVID-19 yang dikembangkannya itu menunjukkan efek positif, sehingga bisa segera diproduksi secara massal. Sementara untuk ketersediannya, kemungkinan harus menunggu hingga September 2020 mendatang.
Tim ilmuwan Jenner Institute di Oxford University, yang bertanggung jawab dalam pengembangan vaksin COVID-19 mengklaim, vaksin tersebut sudah diuji klinis dan terbukti tidak berbahaya bagi manusia. Namun dengan catatan, pengujian vaksin yang dilakukan tahun lalu itu menggunakan materi genetik dari jenis virus corona yang berbeda.
Pencapaian ini membuat mereka selangkah di depan dibandingkan ilmuwan dari seluruh dunia lainnya yang juga sedang mengembangkan vaksin untuk virus corona, demikian laporan Medical Daily.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 60 kandidat vaksin di seluruh dunia yang kini sedang dalam tahap pengembangan dan beberapa di antaranya telah memasuki tahap uji klinis pada manusia.
ADVERTISEMENT
Uji coba vaksin berskala kecil sudah berhasil dilalui tim ilmuwan Oxford University. Mereka lantas diizinkan untuk beralih ke uji coba Fase II dan Fase III yang rencananya bakal dilakukan pada Mei 2020 mendatang. Rencananya, uji klinis akan melibatkan 6.000 responden untuk membuktikan efektivitas dan keamanan vaksin pada manusia.
Tim peneliti semakin percaya diri vaksin mereka akan berhasil menghalau infeksi virus corona setelah sukses melakukan uji coba pada enam ekor monyet pada Maret lalu. Uji klinis yang berlangsung di Rocky Mountain Laboratory National Institute of Health di Montana, AS, menunjukkan bukti bahwa enam ekor monyet tersebut mampu terhindar dari paparan virus dalam jumlah besar setelah divaksinasi.
"Monyet rhesus adalah hal yang paling dekat dengan manusia," kata Vincent Munster, salah seorang peneliti yang melakukan tes tersebut. Periset belum mempublikasikan temuan dalam jurnal peer-review.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan serupa diharapkan juga bakal terwujud ketika uji klinis pada manusia mulai dilakukan bulan depan.
“Ini adalah program klinis yang sangat, sangat cepat,” begitu ujar Emilio Emini, seorang direktur program vaksin di Bill and Melinda Gates Foundation. "Studi besar Inggris ini sebenarnya akan diterjemahkan untuk belajar banyak tentang beberapa hal lain juga."
Jika percobaan Oxford gagal, penelitiannya masih memiliki kontribusi yang signifikan terhadap upaya global untuk menemukan vaksin yang efektif untuk COVID-19. Peneliti lain dapat menggunakan data dari riset ini untuk memahami sifat virus corona dan bagaimana sistem kekebalan merespons infeksi dan perawatan.
Docter Paul McKay melakukan riset di laboratorium Imperial College School of Medicine (ICSM), London, untuk menciptakan vaksin COVID-19. Foto: Tolga AKMEN / AFP
David Nabarro, seorang pakar kesehatan terkemuka dunia dari Imperial College, London, Inggris, pernah mengungkapkan bahwa tak ada jaminan bahwa vaksin COVID-19 yang tengah mewabah saat ini benar-benar berhasil dikembangkan. Untuk itu, ia meminta warga dunia agar tetap waspada dan tidak meremehkan virus corona.
ADVERTISEMENT
Nabarro berbicara demikian berdasarkan data statistik yang menunjukkan sudah ada 2 juta lebih orang yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia. Ia juga menyarankan publik mesti beradaptasi dengan ancaman yang tengah berlangsung seiring meningkatnya jumlah kasus COVID-19.
Nabarro juga menekankan bahwa pengembangan vaksin untuk jenis virus tertentu bisa sangat sukar. Ia mengatakan, “beberapa virus sangat sulit untuk dikembangkan vaksinnya. Jadi untuk di masa yang akan datang, kita harus menemukan cara agar hidup kita tetap berjalan meski di tengah ancaman virus corona yang terjadi terus-menerus.”
Yang dimaksud Nabarro adalah kesadaran untuk melakukan isolasi secara mandiri terutama bagi mereka yang mengalami gejala atau pernah memiliki kontak dengan penderita COVID-19 masih sangat diperlukan sembari menanti ketersediaan vaksin.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.