Penelitian Terbaru: Beberapa Dinosaurus Tidak Mengaum

24 April 2017 21:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi dinosaurus. (Foto: Pixabay)
Penggambaran sosok dinasaurus di film-film Hollywood bisa jadi keliru. Dalam film Jurassic Park, Jurassic Wolrd, The Lost World, Journey to the Center of the Earth, Lost Continent dan semacamnya, dinosaurus selalu digambarkan gemar mengaum seperti singa.
ADVERTISEMENT
Padahal, hasil penelitian terbaru menyebutkan sebagian dinosaurus lebih mungkin bersuara seperti burung, ketimbang mengaum seperti singa, macan ataupun beruang.
Penelitian itu dilakukan sekelompok ilmuwan yang terdiri dari Tobias Riede, Chad M. Eliason, Edward H. Miller, Franz Goller dan Julia A. Clarke. Hasil penelitian mereka yang berjudul “Coos, booms, and hoots: The evolution of closed-mouth vocal behavior in birds” itu dipublikasikan pertama kali pada 12 Juli 2016 dan kemudian dimuat di dalam jurnal Evolution edisi Agustus 2016.
Julia A. Clarke yang merupakan seorang profesor di bidang paleontologi menuturkan, saat ini ada dua kelompok hewan yang paling paling erat kaitannya dengan dinosaurus yang telah punah, yakni burung dan buaya. “Faktanya, burung adalah dinosaurus yang masih hidup,” terang Clarke dalam wawancaranya bersama NPR.
Ilustrasi dinosaurus. (Foto: Wikimedia Commons)
Lebih lanjut Clarke memaparkan ada 10 ribu spesies burung saat ini. Kebanyakan burung bersuara dengan kondisi mulut atau paruh terbuka, tapi beberapa burung lainnya dapat bersuara dalam kondisi paruh tertutup.
ADVERTISEMENT
“Mereka (sebagian burung itu) mengembangkan struktur tubuh berbeda yang memungkinkan mereka untuk beresonansi, sering kali pada frekuensi yang lebih rendah daripada burung-burung lainnya,” kata Clarke.
Penelitian itu menjelaskan sebagian burung mampu bersuara dalam keadaan mulut tertutup melalui cara mendorong udara ke organ vokal khusus yang ada di dalam leher. Bunyi yang dihasilkan dengan mulut tertutup ini tenang, bernada rendah, dan kerap digunakan untuk menarik pasangan ataupun mempertahankan wilayah.
Bunyi dekut merpati dan panggilan kawin burung unta yang menggema adalah contoh utama dari hasil bersuara dengan cara mulut tertutup itu.
Penelitian itu telah menguji bagaimana perilaku vokal dengan mulut tertutup itu terdistribusi pada seluruh burung modern dan reptil. Mereka kemudian menggunakan pendekatan statistik untuk merekonstruksi di mana perilaku semacam itu muncul dalam spesies terdahulu.
ADVERTISEMENT
"Hasil penelitian kami menunjukkan vokalisasi dengan mulut tertutup telah berkembang sedikitnya 16 kali pada archosaurus, kelompok hewan yang mencakup burung, dinosaurus dan buaya,” ungkap Chad Eliason yang juga berasal dari The Jackson School of Geosciences seperti Julia A. Clarke .
“Menariknya, hanya hewan dengan ukuran tubuh relatif besar (berukuran merpati atau lebih besar dari itu) yang menggunakan teknik vokalisasi dengan mulut tertutup," imbuh Eliason. Sebab, spesies kecil memiliki kapasitas terbatas untuk mengembangkan paru-paru mereka.
Mengingat dinosaurus yang telah punah adalah anggota kelompok archosaurus dan banyak memiliki ukuran tubuh yang besar, para peneliti kemudian meyakini kemampuan vokalisasi dengan mulut tertutup setidaknya dimiliki juga oleh beberapa dinosaurus non-unggas yang telah punah.
ADVERTISEMENT
Bunyi vokalisasi dengan mulut tertutup jauh berbeda dengan raungan atau auman yang selama ini diekspektasikan terhadap dinosaurus-dinosaurus besar.
Hasil penelitian ini membuat perbedaan yang sangat besar dengan dunia Jurasik yang selama ini dibayangkan. Clarke mengatakan, "Bukan hanya dinosaurus-dinosaurus (yang telah punah itu) berbulu, tapi mungkin saja mereka memiliki leher yang menonjol dan membuat suara yang menggema, bersuara dengan cara mulut tertutup."