Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Penemuan Alat-alat Batu di India Mengubah Sejarah Teknologi Manusia
1 Februari 2018 19:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Penemuan alat-alat batu dari 385 ribu tahun lalu, membuat para antropolog harus mengubah kembali sejarah teknologi manusia.
ADVERTISEMENT
Alat-alat batu yang ditemukan di selatan India ini berupa serpihan mata pisau yang terbuat dari batu kuarsa. Awalnya, para ilmuwan mengira teknologi semacam ini baru bisa dilakukan di India pada 125 ribu tahun lalu.
Para arkeolog menganalisis lebih dari 7.200 alat batu yang ditemukan itu. Mereka menemukan, alat-alat ini sudah dibuat dengan teknik canggih yang disebut Levallois. Teknik ini menggantikan teknik pembuatan alat batu yang lebih kuno yang digunakan pada 449 ribu hingga 321 ribu tahun lalu.
Menurut studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature ini, penemuan ini merupakan bukti awal dari penggunaan teknik Levallois di India.
Leluhur manusia, yang disebut hominin, mulai membuat alat batu pada 1,75 juta tahun lalu. Namun sekitar 300 ribu hingga 400 ribu tahun lalu, berdasarkan penemuan alat-alat batu di India ini, diketahui bahwa hominin di Afrika dan Eropa melakukan revolusi teknologi dan mulai mengasah mata pisau dengan teknik Levallois.
ADVERTISEMENT
Peralatan Levallois ini lebih mudah untuk diproduksi dalam jumlah besar, dan mata pisaunya pun bisa disatukan dengan tongkat kayu untuk menjadi tombak.
Sebelumnya, bukti arkeologis menunjukkan bahwa alat-alat semacam ini baru ada pada 140 ribu tahun lalu. Salah satu teori mengatakan, manusia modern membawa alat ini ke India ketika mereka meninggalkan Afrika 125 ribu tahun lalu.
“Penemuan ini menunjukkan kalau (selama ini) kita salah,” kata John Hawks, dosen antropologi di University of Winconsin-Madison, dilansir The Verge, Rabu (31/1).
Perubahan Sejarah
Penemuan terbaru menunjukkan alat-alat Levallois sudah ada di India sekitar 385 ribu tahun lalu, pada waktu yang sama ketika alat tersebut muncul di Eropa dan Afrika.
Artinya, India turut berkontribusi pada perkembangan inovasi budaya yang melibatkan Neanderthal dan manusia Afrika, kata Michael Petra, dosen evolusi manusia dari Max Planck Institute di Jerman.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari 20 tahun, arkeolog dari Sharma Centre for Heritage Education di India sudah menggali harta karun berupa alat-alat dari situs yang terletak di pinggir sungai di provinsi selatan India, Tamil Nadu.
Tidak ada fosil tulang di tempat ini sehingga sulit untuk mengetahui manusia seperti apa yang hidup pada masa tersebut.
Namun penemuan ini dapat menjadi kunci pada perubahan teknologi di masa tersebut.
“India sering diabaikan,” kata Shanti Pappu, arkeolog yang memimpin studi ini. “Kami memang tidak punya fosil. Tapi mungkin ini hanya masalah keberuntungan.”
Rekonstruksi Sejarah Teknologi
Dengan menganalisis ribuan alat batu dan mengetahui umurnya melalui tanah yang ditemukan, Pappu dan para koleganya berhasil merekonstruksi bagaimana terjadinya perubahan teknologi selama 2 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Antara 1,7 sampai 1,07 tahun lalu, hominin tinggal di wilayah tersebut dan dan membuat kapak tangan primitif dan golok dengan mengasah batu besar untuk membuat sisi yang tajam.
Kemudian, sekitar 449 hingga 321 ribu tahun lalu, ujung tombak dan lempengan Levallois menggantikan teknologi lama. Lebih dari 200 ribu tahun kemudian, hominin ini menyempurnakan teknik mereka dan mereka jadi lebih mahir dalam membuat lempeng Levallois, mata pisau, dan alat pengeruk.
Meskipun alur sejarah manusia telah berubah, belum jelas apa yang mengubahnya. Salah satu kemungkinan adalah hominin awal bermigrasi keluar Afrika dan membawa teknologi tersebut. Namun bisa juga teknologi ini memang muncul bersamaan di Afrika, Eropa, dan Asia..
“Menurut saya ini tidak ada hubungannya dengan migrasi keluar Afrika,” kata Petraglia.
ADVERTISEMENT
Namun ia belum bisa memastikan hal tersebut sampai ada penemuan arkeologis lain.