Pengalaman dan Pendapat Seorang Bule Australia Setelah Kerokan di Bali

6 Oktober 2018 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matthew Raison diberi terapi kerokan. (Foto: Candise Raison via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Matthew Raison diberi terapi kerokan. (Foto: Candise Raison via Facebook)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerokan masih jadi perdebatan dalam dunia medis. Terapi ini disebut bisa menghilangkan masuk angin, sebuah penyakit yang konon katanya 'hanya ada di Indonesia'. Kita orang Indonesia pun 'terpecah' jadi dua kubu. Ada tim yang pro-kerokan dan anti-kerokan.
ADVERTISEMENT
Tetapi bagi seorang turis asal Australia ini, mungkin ia akan masuk dalam tim pro-kerokan, karena dari terapi ini dia mendapatkan pengalaman unik dan sangat terkesan ketika dia mendapati garis-garis merah di punggung setelah kerokan. Walau mungkin, ia tak peduli, atau mungkin tidak tahu, dengan 'masuk angin' yang sangat khas Indonesia.
Turis itu namanya Matthew Raison. Dia dan istri, Candise, berasal dari Paringa di Australia Selatan. Setelah berada di Bali selama 6 bulan, keduanya merasa pegal-pegal karena beraktivitas dan ingin memanjakan diri dengan cara dipijat.
Candise berkata kepada Daily Mail Australia, bahwa mereka memesan jasa ahli pijat dari layanan Go-Massage di aplikasi Go-Jek. Keduanya mengaku terlalu lelah untuk pergi keluar penginapan, sehingga mengambil layanan Go-Jek.
ADVERTISEMENT
Ketika giliran sang suami dipijat, terapis menanyakan hal demikian: "Apakah Anda ingin saya mengeluarkan naga merah dari tubuh?"
Candise dan Matthew berpikir tukang pijat ini mungkin mencoba untuk membacakan doa pada tubuh, tetapi Candise bilang, "Saya tidak tahu apa yang Anda katakan, tetapi suami saya akan mencoba apa saja. Lakukan saja!"
Dia kemudian melihat ahli pijat memberi minyak pada punggung Matthew dan mulai mengukir punggung dengan koin.
Bagi orang Indonesia, kita menyebut terapi sebagai kerokan, atau dikerok. Terapi ini juga dilakukan di sejumlah negara Asia. Orang China menyebutnya gua sha, orang Vietnam dan Kamboja bilang cao gio. Itu adalah praktik medis menggosok koin secara paralel di dada atau punggung. Negara lain yang berbahasa Inggris, menyebutnya 'coining'.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang biasa melakukannya percaya kerokan dapat mengobati mual, kembung, kehilangan nafsu makan, hingga pusing.
Ahli pijat yang menangani Matthew melontarkan canda bahwa terapi ini akan mengeluarkan 'naga merah' dari tubuh. Beberapa saat kemudian dan sampai keesokan harinya, muncul garis-garis merah di punggung Matthew membentang dari leher bagian belakang hingga tulang ekor.
Matthew Raison diberi terapi kerokan. (Foto: Candise Raison via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Matthew Raison diberi terapi kerokan. (Foto: Candise Raison via Facebook)
Bagi dua turis ini, pijatan yang mereka dapatkan adalah sesuatu yang tidak biasa. Namun, Candise berkata suaminya merasa lebih baik pada bagian punggungnya. Kebetulan, Matthew mengeluh punya sakit punggung selama tiga tahun terakhir.
"Dia belum mengeluh sakit punggung lagi sejak (dikerok) itu," kata Candise, dikutip Daily Mail Australia.
Candise juga menceritakan pengalaman sang suami ketika dikerok. Matthew berbagi cerita ketika koin mulai dikerok, rasanya "seperti gatal dan itu menunggu untuk digaruk, dan akhirnya ada goresan di kulit."
ADVERTISEMENT
Selama lima hari, garis-garis merah masih ada di tubuh Matthew tetapi warnanya mulai memudar hampir hilang.