Penghuni Kamar Kos Penuh Sampah yang Viral Disebut Hoarding Disorder, Apa Itu?

9 Maret 2021 11:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posting-an kamar kos penuh sampah viral di media sosial. Foto: @ongdhef77/TikTok
zoom-in-whitePerbesar
Posting-an kamar kos penuh sampah viral di media sosial. Foto: @ongdhef77/TikTok
ADVERTISEMENT
Sebuah video yang memperlihatkan kamar kos dipenuhi tumpukan sampah makanan dan minuman viral di media sosial. Sampah-sampah itu menggunung di setiap sisi tempat tidur hingga atas meja dan dekat lemari baju.
ADVERTISEMENT
Video itu pertama kali di-posting di akun TikTok @ongdhef77, yang kemudian di-repost oleh akun gojek24jam di Instagram. Dalam video dia menjelaskan, bahwa tumpukan sampah itu berada di salah satu kamar kos milik seorang mahasiswa.
Selama menempati ruangan tersebut, penghuni kos diketahui tidak pernah membuang sampah-sampahnya. Merasa curiga, penjaga kos pun membuka kamar tersebut, alhasil terlihat tumpukan sampah di dalam ruangan yang telah menggunung.
“Lihatlah yang terjadi pada kamar ini guys. Sungguh menjijikan. Ini adalah tetangga kos gue. Ia masih muda masih kuliah. Penjaga kos sempat curiga. Setiap dia membeli makanan dan minuman enggak pernah dia membuang sampahnya. Di saat dia enggak ada, si penjaga kos pun membuka pintu kamarnya. Lihatlah guys, berarti selama ini dia tidur bersama sampah-sampahnya,” kata seseorang yang ada dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejumlah netizen memberi berbagai tanggapan atas beredarnya video tersebut. Ada yang merasa jijik, ada yang menganggap bahwa itu hanya kebutuhan konten, ada juga yang mengatakan penghuninya diduga mengalami gangguan psikologis yang disebut hoarding disorder.
“Asli itu baunya kaya apa,” kata putra_trisetia.
“Ini adalah kelainan dan butuh penanganan psikiater. Namanya hoarding disorder dan pelakunya beragam, mulai dari mengumpulkan koran, buku, makanan, benda kenangan, pakaian, struk belanja, alat rumah tangga, tas plastik, tanaman, hewan, hingga barang-barang bekas yang sudah kotor dan rusak,” tulis elizatjwan menanggapi video tersebut.
Bicara soal hoarding disorder, apa itu sebenarnya? Apakah hoarding disorder termasuk gangguan mental?

Mengenal hoarding disorder

Menurut Layanan Kesehatan Nasional (National Health Services/NHS) Inggris, hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang menimbun berbagai barang dalam jumlah yang berlebihan dan menyimpannya dalam keadaan berantakan hingga mengakibatkan kekacauan yang tidak terkendali. Barang-barang yang ditimbun ini dapat bernilai sedikit atau bahkan tidak bernilai uang sama sekali.
ADVERTISEMENT
Barang yang ditimbun penderita hoarding disorder bisa bermacam-macam. Meski demikian, ada berbagai jenis barang yang sering mereka timbun, seperti koran atau majalah, buku, pakaian, surat, tagihan dan kuitansi, wadah plastik atau kardus, hingga binatang peliharaan yang sering tidak terawat dengan baik.
Ilustrasi Kamar kos penuh timbunan sampah. Foto: @ksiezyc26 via Twitter
Lantas, apa bedanya hoarding disorder dengan tindakan sejenis seperti kolektor yang suka mengoleksi barang-barang? Menurut uraian Mayo Clinic, seorang kolektor, seperti perangko atau figura, dengan sengaja mencari barang yang hendak mereka koleksi, mengkategorikannya secara urut, dan dengan hati-hati menampilkan koleksi mereka. Meskipun koleksi tersebut banyak, seorang kolektor barang biasanya tidak menyimpan koleksi mereka secara berantakan dan tidak menyebabkan kesulitan dan gangguan seperti yang dilakukan orang dengan hoarding disorder.
Belum jelas apa yang menyebabkan seseorang memiliki hoarding disorder. Sebab, menurut NHS masalah menimbun barang juga bisa dilakukan oleh orang dengan keterbatasan fisik yang sulit membersihkan lingkungan mereka atau orang dengan penyakit demensia yang sulit mengkategorikan barang yang perlu dibuang.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa gangguan mental yang diduga dapat memicu hoarding disorder adalah depresi, skizofrenia, dan obsessive compulsive disorder (OCD). Menurut laporan Mayo Clinic, masalah penimbunan barang biasanya mulai muncul pada usia 11-15 tahun dan makin parah seiring bertambahnya usia.
Ilustrasi depresi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Masalah psikologis ini biasanya ditemukan pada usia dewasa ketimbang remaja. Munculnya hoarding disorder juga punya kaitan erat dengan apakah salah satu anggota keluarga juga punya hoarding disorder atau tidak.
Tentunya hoarding disorder menyimpan potensi bahaya bagi penderitanya. Karena tumpukan barang yang dia simpan berisiko menimbun dirinya sendiri. Bisa karena terpeleset atau yang lainnya. Barang yang ditimbun juga berisiko mengalami konflik sosial dengan orang di sekitarnya, kesendirian, hingga kebakaran.
Karena penyebabnya yang masih sedikit diketahui, Mayo Clinic menyebut hoarding disorder sulit untuk dicegah. Namun, jika kamu menemukan ada orang terdekat yang mengalami gangguan mental tersebut, kamu bisa mengajaknya berkonsultasi ke dokter. Tapi ini tidak mudah, karena penderita hoarding disorder kerap menganggap dirinya tidak butuh bantuan.
ADVERTISEMENT