Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Jika selama ini kita melihat penguin memiliki warna hitam dan putih di tubuhnya, maka ada pemandangan yang berbeda ketika kamu mengunjungi Pulau Georgia Selatan. Di antara ratusan penguin, ada satu yang memiliki warna berbeda. Penguin itu hanya memiliki warna kuning dan putih di tubuhnya, memperlihatkan penampilan berbeda di antara ratusan penguin yang ada.
ADVERTISEMENT
Penguin kuning ditemukan oleh seorang fotografer satwa liar di sebuah pulau terpencil di Georgia Selatan pada Desember 2019 dan baru-baru ini merilis fotonya di Instagram.
“Sosok penguin raja berjalan ke arah kami di tengah gerombolan gajah laut dan anjing laut berbulu Antartika serta penguin raja lainnya. Betapa beruntungnya aku,” tulis Yves Adams, fotografer asal Belgia di posting Instagram.
Penguin kuning ditemukan saat Adams sedang memimpin ekspedisi fotografi yang berlangsung selama dua bulan, melintasi Atlantik Selatan dan singgah di pantai Georgia Selatan.
Saat memeriksa perlengkapan alat keselamatan, ia melihat gerombolan penguin berenang ke arah pantai dan di sanalah Adams melihat satu individu penguin yang tampak berbeda dan menarik perhatian.
"Saya belum pernah melihat atau mendengar tentang penguin kuning sebelumnya. Ada 120.000 burung di pantai itu, dan ini satu-satunya yang kuning di sana," kata Adams kepada Kennedy News and Media. "Kami semua menjadi gila saat menyadarinya. Kami menjatuhkan semua perlengkapan keselamatan dan mengambil kamera kami."
ADVERTISEMENT
Penguin raja (Aptenodytes patagonicus) diketahui berkerabat dekat dengan penguin kaisar (Aptenodytes forsteri). Mereka biasanya punya warna hitam-putih dengan garis emas kekuningan di kerahnya.
Penguin yang berhasil Adams abadikan tampaknya tetap memiliki bulu kuning di kerahnya namun kehilangan pigmen hitam kecoklatan yang biasa disebut melanin. Penguin dengan bulu tidak biasa relatif jarang dan terkadang sulit untuk mengidentifikasi penyebab di balik warna langka jika hanya melihat sekilas mata.
Warna tidak biasa itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cedera, pola makan atau penyakit, dan sebagian besar disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi semacam itu dapat menyebabkan terciptanya penguin melanistik (kehilangan warna putih yang menjadikan bulu hitam di seluruh tubuh) atau penguin albinistik alias tidak punya melanin sehingga seluruh tubuhnya warna putih.
ADVERTISEMENT
Menurut Adams, burung kuning yang berhasil ia potret mengalami kondisi genetik leucism, di mana hanya sebagian melanin yang hilang. Hal ini disetujui oleh Dee Boersma, seorang ahli biologi konservasi dan profesor di Washington University.
“Penguin ini kekurangan pigmen jadi seperti itu (leucistic). (Berbeda dengan) Albino yang kehilangan semua pigmennya,” kata Boersma sebagaimana dikutip Live Science.
Sementara Kevin McGraw, seorang ahli ekologi di Arizona State University, tidak setuju dengan pendapat Adams dan Boersma yang mengatakan penguin kuning mengalami leucism. Menurut McGraw penguin tersebut tampak kehilangan seluruh melanin di tubuhnya.
"Memang terlihat albino dari perspektif bahwa ia tidak memiliki semua melanin. Kami memerlukan sampel bulu untuk pengujian biokimia jika kami bertujuan untuk mendokumentasikan lebih jelas. Apakah melanin ada,” kata McGraw.
ADVERTISEMENT
McGraw menambahkan, penguin kuning sepertinya telah kehilangan pigmen karotenoid atau kuning-oranye-merah di paruh dan pigmen melanin di bulunya, kendati tetap mempertahankan pigmen kuning di kerah. Jadi, ada beberapa pigmen rusak dan yang lain tidak.
Burung berwarna aneh seperti penguin kuning sangat jarang terjadi. Namun yang pasti, penguin menggunakan warna tubuh dan bulu untuk berbagai fungsi, termasuk pemilihan pasangan, kamuflase atau perlindungan dari matahari.
"Bisa dibayangkan bahwa penyimpangan warna seperti itu dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan reproduksi." kata McGraw.