Penguin Langka Ini Nyasar Sejauh 3.000 Km dari Habitat Aslinya

17 November 2021 8:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penguin Adelie (Pygoscelis adeliae) berenang sejauh 3.000 kilometer dari habitat aslinya, Antarktika, ke Selandia Baru. Foto: Harry Singh/Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Penguin Adelie (Pygoscelis adeliae) berenang sejauh 3.000 kilometer dari habitat aslinya, Antarktika, ke Selandia Baru. Foto: Harry Singh/Facebook
ADVERTISEMENT
Seekor penguin secara tak sadar melakukan perjalanan yang sangat jauh dari habitat aslinya. Burung tersebut telah berenang sejauh 3.000 kilomter dari Antarktika, hingga tersasar ke Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Penguin Adélie, yang kini diberi nama Pingu, ditemukan oleh penduduk setempat bernama Harry Singh. Kala itu, Singh bersama istrinya sedang berjalan-jalan setelah seharian bekerja di pantai Birdlings Flat, sebuah pemukiman di selatan kota Christchurch, Selandia Baru.
Singh tiba-tiba melihat seekor penguin. Awalnya, dia menduga penguin itu adalah mainan yang tertinggal di pantai. “Pertama saya pikir itu adalah mainan, tiba-tiba penguin itu menggerakan kepalanya, jadi saya sadar bahwa penguin itu nyata,” kata Singh sebagaimana dikutip BBC.
Singh lantas merekam Pingu dan posting rekaman tersebut di akun Facebook miliknya. Dalam rekaman terlihat, Pingu tampak sendiri dan kebingungan.
Mengetahui penguin itu sebatang kara, Singh langsung melapor ke penyelamat penguin karena dia khawatir Pingu tidak bisa kembali ke air dan menjadi target buruan predator lain. Singh berhasil menghubungi Thomas Stracke, yang telah merawat penguin di Pantai Selatan Selandia Baru selama sekitar 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Stracke terkejut ketika melihat Pingu adalah penguin Adélie, spesies penguin dengan nama ilmiah Pygoscelis adeliae yang hidup secara eksklusif di semananjung Antartika. Bersama dokter hewan, Stracke menyelamatkan Pingu pada malam hari.
Hasil tes darah menunjukkan, Pingu mengalami dehidrasi dengan badan yang sedikit kurus. Dokter lantas memberi Pingu cairan dan makanan melalui selang makan. Burung rencananya akan dilepas di pantai Banks Peninsula yang bebas dari anjing laut.
Sebelumnya, penguin P. adeliae juga pernah ditemukan di Selandia Baru, tepatnya pada 1993 dan 1962. Jika penampakan penguin Adélie di Selandia Baru terus terjadi di masa depan, itu bisa menjadi pertanda buruk.
“Saya pikir jika kita mulai mendapatkan kedatangan penguin Adélie setiap tahun, kita akan benar-benar pergi, ada sesuatu yang berubah di lautan yang perlu kita pahami," kata Philip Seddon, profesor zoologi di Otago University, kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
"Lebih banyak penelitian akan memberi kita lebih banyak pemahaman ke mana penguin pergi, apa yang mereka lakukan, seperti apa tren populasinya--mereka akan memberitahu kita sesuatu tentang kesehatan ekosistem laut itu secara umum."