Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang pria di AS mengaku mengalami penyusutan ukuran penis usai terinfeksi COVID-19. Pria tersebut, yang identitasnya hanya diungkap berusia 30-an tahun, diduga telah mengidap apa yang disebut sebagai ‘Covid dick’ – istilah populer yang merujuk pada gangguan penis karena COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pengakuan pria tersebut ia sampaikan dalam acara podcast wejangan seks How to Do It yang disiarkan majalah Slate pada 9 Januari lalu. Pria itu mengeklaim bahwa pada mulanya ia memiliki penis dengan ukuran di atas rata-rata. Entah bagaimana, ia menyadari ukuran penis itu menyusut 1,5 inci usai dirinya dirawat di rumah sakit karena COVID-19 pada Juli 2021.
"Sepertinya saya memiliki masalah yang berkelanjutan. Penis saya telah menyusut," tulis pria itu kepada Slate. Dalam surat tersebut, ia tidak menjelaskan apakah sudah divaksin atau belum.
"Ini tampaknya karena kerusakan pembuluh darah, dan dokter saya tampaknya berpikir itu mungkin permanen."
Hingga kini, hubungan antara COVID-19 dan masalah sistem reproduksi masih belum terlalu jelas. Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa infeksi virus corona mungkin menimbulkan masalah disfungsi ereksi bagi penyintasnya.
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan Juli 2021, misalnya, sebuah penelitian dari Italia yang dipublikasi Journal of Endocrinological Investigation menemukan bahwa disfungsi ereksi adalah salah satu gangguan bagi penyintas COVID-19.
“Meskipun menjadi masalah sepele bagi pasien di unit perawatan intensif (ICU), disfungsi ereksi (DE) kemungkinan merupakan konsekuensi COVID-19 bagi para penyintas, dan mengingat tingginya penularan infeksi dan tingkat penularan yang lebih tinggi di antara pria lanjut usia, masalah yang mengkhawatirkan fenomena untuk sebagian besar pasien yang terkena,” tulis para ilmuwan dalam laporannya.
Studi tersebut, yang menggunakan metode literatur guna mencari mekanisme yang terlibat dalam kasus disfungsi ereksi pada penderita COVID-19, menyebut bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk memperkuat hipotesis mereka.
Kemudian penelitian dari University of Miami Miller School of Medicine yang terbit dalam World Journal of Men's Health pada 7 Mei 2021 menemukan bahwa virus corona dapat bertahan di penis mantan pasien dalam durasi lama. Pada akhirnya, virus corona akan menyebabkan disfungsi pembuluh darah – menyebabkan orang jadi disfungsi ereksi .
ADVERTISEMENT
Meski demikian, mantan pasien corona yang mengalami disfungsi ereksi dapat melakukan terapi untuk memperbaiki kondisi penisnya.
Charles Welliver, seorang ahli urologi dan direktur kesehatan pria di Albany Medical College, mengatakan kepada Slate bahwa ukuran penis dapat kembali normal dengan memakai perangkat pompa penis. "Ada data yang sangat bagus yang menunjukkan itu mungkin," kata Welliver.
Senada dengan Welliver, Ashley G. Winter, seorang ahli urologi dan dokter seks, juga merekomendasikan penggunaan pompa penis untuk merehabilitasi penis dengan melakukan apa yang disebut "penis push-up," yang melibatkan menyalakan alat untuk mendorong aliran darah.
"Ini adalah hal-hal mudah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mencegah pemendekan atau benar-benar mendapatkan kembali panjang yang telah Anda hilangkan," katanya kepada Slate.
ADVERTISEMENT