Penyakit Mimisan Misterius Muncul di Tanzania, Tewaskan Tiga Orang

19 Juli 2022 10:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang dewasa mimisan. Foto: Wonderplay/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang dewasa mimisan. Foto: Wonderplay/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penyakit mimisan misterius dilaporkan telah menyerang warga di Tanzania, negara bagian timur Afrika. Dari 13 kasus yang terdeteksi di kota kecil Lindi, tiga di antaranya menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian Kesehatan Tanzania, pasien menunjukkan gejala seperti kelelahan, demam, sakit kepala. Namun dari semua itu, gejala yang paling menonjol adalah pendarahan, terutama di bagian hidung.
Sebelumnya, semua pasien yang mengalami mimisan misterius telah dites negatif virus Ebola, Marburg, serta SARS-CoV-2.
Namun gejala dari penyakit mimisan misterius yang dialami pasien memiliki beberapa kesamaan dengan virus demam berdarah, sekelompok penyakit virus jahat yang melibatkan pendarahan yang mengancam jiwa.
Contoh jenis penyakit ini mirip Ebola dan virus Marburg, wabah yang baru saja dilaporkan terjadi di Ghana untuk pertama kalinya. Orang yang terinfeksi kedua penyakit tersebut akan sering mengalami pendarahan dari hidung, gusi, mata, telinga, dan lubang tubuh, serta demam parah dan kelelahan ekstrem.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi virus. Foto: vitstudio/Shutterstock
Ebola disebut pernah muncul di Tanzania, meskipun tidak pernah dikonfirmasi dengan bukti. Pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik Tanzania karena kemungkinan gagal melaporkan kasus Ebola, mendesak negara itu untuk meningkatkan pengujian sampel.
Tanzania sendiri kebetulan berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo, negara yang telah mengalami beberapa wabah Ebola dalam beberapa dekade terakhir.

Penyakit mimisan misterius masih diinvestigasi

Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan, mengatakan penyakit mimisan misterius di Lindi mungkin disebabkan berkembangnya interaksi antara manusia dan hewan liar, sehingga terjadi zoonosis atau penularan dari hewan ke manusia. Faktor perusakan habitat dan aktivitas antroposentris yang melanggar batas alam juga diyakini sebagai salah satu penyebab.
Pemerintah telah mengarahkan sebuah tim dokter dan ahli kesehatan berjuang untuk menyelidiki penyakit mimisan misterius tersebut. Pihak berwenang turut dilibatkan, dan sedang melacak kontak dan mengawasi orang-orang dengan gejala yang sama, berharap untuk mengidentifikasi dan mengisolasi kasus potensial lainnya.
ADVERTISEMENT
“Meskipun demikian, kementerian telah meminta warga untuk tetap tenang sembari pekerjaan (investigasi) berlanjut pada masalah (penyakit misterius) ini dan masyarakat harus terus menggunakan pusat perawatan kesehatan ketika merasa sakit,” kata Kementerian Kesehatan Tanzania dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip IFL Science.