Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penyakit 'Rusa Zombie' Ancam Amerika Serikat
11 Februari 2019 7:07 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran akan zombie sepertinya bukan lagi sekadar isu-isu fantasi yang berkeliaran dalam film fiksi. Di Amerika Serikat (AS), pada saat ini sedang heboh berita ihwal kemunculan chronic wasting disease (CWD) alias penyakit "rusa zombie" yang menyerang rusa-rusa di 24 negara bagian.
ADVERTISEMENT
CWD disebut sebagai penyakit "rusa zombie" karena ia membuat rusa-rusa berperilaku abnormal. Aneh! Ini adalah penyakit syaraf yang menyerang hewan dari keluarga rusa, baik itu rusa, elk, atau rusa kutub.
Rusa yang terjangkit CWD lazimnya mengalami penurunan berat badan yang drastis, sering tersandung, kehilangan kemampuan koordinasi, haus berlebihan, juga bersifat agresif, dan hilangnya rasa takut pada manusia. Penyakit ini telah menyebabkan banyak kematian pada rusa.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, penyebaran CWD berlangsung di 251 county (wilayah) di AS pada Januari 2019. Potensinya diperkirakan dapat saja meluas ke seluruh dunia, dengan lebih jauh dapat menyerang rusa-rusa di Norwegia, Finlandia, serta pada tingkat lebih rendah di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Secara ilmiah, CWD sebetulnya tidak benar-benar berasal dari virus ataupun bakteri (juga parasist atau jamur). Ini merupakan penyakit prion (bagian dari penyakit neurodegenerative) yang disebabkan oleh protein "nakal" yang terbentuk dan berlipat ganda di dalam otak.
Setelah satu prion terbentuk, protein jahat ini "mengubah" lebih banyak protein normal menjadi abnormal dan memicu reaksi berantai yang menghasilkan penumpukan prion di otak.
Kemunculan CWD pun sebenarnya bukanlah hal baru karena beberapa waktu lalu penyakit neurologis ini pernah menyerang beberapa jenis rusa di Amerika Utara.
CWD mengalami peningkatan lambat di AS setelah pertama kali diidentifikasi pada rusa ternak di tahun 1967 di Colorado, dan rusa liar pada 1981.
Lalu pada 1990-an, penyakit ini muncul di utara Colorado dan selatan Wyoming. Satu dekade kemudian, sekitar tahun 2000, ia menyebar ke negara-negara di Midwest, Pantai Barat AS, dan beberapa bagian Pantai Timur, termasuk Oneida di New York.
ADVERTISEMENT
Haruskah manusia takut dengan CWD?
Sejauh ini, belum ada bukti yang mengkonfirmasi bahwa CWD dapat ditularkan ke manusia dari rusa. Ia juga tidak (atau setidaknya belum ditemukan) menginfeksi sapi atau hewan peliharaan lain.
CDC menyarankan warga untuk tidak memakan daging dari hewan atau kawanan rusa yang terinfeksi. Michael Osterholm, ilmuwan kesehatan dan penyakit menurut, sekaligus Direktur CDC, berkata ada kemungkinan kasus CWD pada manusia terkait dengan konsumsi daging terkontaminasi penyakit ini akan didokumentasikan pada tahun-tahun mendatang.
Manusia sendiri dapat menderita penyakit prion (yang tidak terkait dengan CWD) yang dikenal sebagai Creutzfeldt-Jakob. Ini terjadi pada penyakit sapi gila yang bisa menjangkit ke manusia.
"Bahwa ada kemungkinan kasus CWD pada manusia terkait dengan konsumsi daging yang terkontaminasi akan didokumentasikan di tahun-tahun mendatang. Ada kemungkinan bahwa jumlah kasus manusia akan sangat besar dan tidak akan menjadi peristiwa yang terisolasi," katanya, dikutip dari Twin Cities Pioneer Press.
ADVERTISEMENT
Manusia harus tetap tenang dalam mengatasinya. CDC mencatat bahwa "secara nasional, keseluruhan CWD pada rusa-rusa mulai relatif rendah."
"Di beberapa lokasi ditemukannya penyakit ini, tingkat infeksinya bisa lebih dari 10 persen (1 dari 10), dan tingkat infeksi lokal lebih dari 25 persen (1 dari 4)," demikian data CDC, dilansir IFL Science.
Tapi, menurut catatan CDC, tingkat infeksinya pada rusa kawanan ternyata jauh lebih tinggi. "Tingkat infeksi di antara beberapa kawanan rusa bisa jauh lebih tinggi, dengan tingkat 79 persen (hampir 4 dari 5 rusa yang terjangkit) dilaporkan dari setidaknya satu kawanan rusa," demikian pernyataan CDC,
Sejauh ini, tidak ada vaksin atau pengobatan untuk CWD. Gejala pada rusa yang terjangkit "rusa zombie" juga memakan waktu hingga satu tahun.
ADVERTISEMENT
Penelitian sebelumnya menunjukkan primata non-manusia, seperti monyet, dapat dipengaruhi oleh CWD karena memakan daging atau bersentuhan dengan otak atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Menurut media The Tyee dari Kanada, dari lima monyet yang diberi makan daging yang terkena CWD, tiga di antaranya positif terjangkit penyakit yang sama. Hal ini menjadi catatan pertama ada primata non-manusia yang bisa terkena CWD.