Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Saat sedang berpergian dengan kendaraan ada satu momok yang sering mengganggu kelancaran perjalanan semua orang, yaitu mabuk kendaraan. Banyak orang yang berusaha menghindari mabuk kendaraan dengan cara meminum obat anti mabuk atau tidur selama perjalanan, namun tentu saja hal itu mengurangi kenikmatan perjalanan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya mengapa seseorang bisa mengalami mabuk kendaraan? Menurut Sujana Chandrasekhar, direktur New York Otology, hal ini terjadi akibat adanya perbedaan informasi yang diterima antara tubuh dan otak .
"Saat mabuk kendaraan, cairan di bagian dalam telinga bergerak mengikuti gerak dari kendaraan. Otak mengartikan hal itu sebagai sebuah gerakan tubuh, namun karena otak tidak memberikan sinyal bahwa tubuh sedang berada di dalam kendaraan bergerak. Jadi yang terjadi adalah otak salah menginterpretasikan stimulus itu," ujar Chandrasekhar, seperti dikutip dari Pop Science .
Salah interpretasi itulah yang kemudian membuat seseorang mengalami rasa mabuk kendaraan.
Sementara itu, Timothy Hain, ahli otoneurologi sekaligus profesor di Northwestern University, juga menyetujui hal yang sama. Menurutnya, mabuk kendaraan terjadi karena adanya perbedaan pada informasi yang diterima oleh indra-indra tubuh.
ADVERTISEMENT
Lalu ada juga penjelasan lain dari Tom Stoffregen, profesor kinesiologi dari University of Minnesota, yang memiliki teori bahwa mabuk kendaraan berkaitan dengan kestabilan postur tubuh.
"Bayangkan Anda sedang berdiri dan tiba-tiba tubuh Anda bergerak ke depan," ujar Stoffregen, seperti dikutip dari The Atlantic .
"Anda jadi harus menjaga keseimbangan dengan jari-jari kaki, namun ketika Anda di atas sebuah kapal yang bergerak, yang terjadi adalah gerakan yang Anda lakukan untuk menstabilkan posisi tubuh menjadi sia-sia. Tubuh Anda jadi bergerak ke arah yang tidak diinginkan," kata Stoffregen.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut membuat tubuh kehilangan stabilitas antara gerakan postur tubuh dengan hasil postur tubuh. Instabilitas itulah yang menurut Stoffregen membuat seseorang merasa mabuk.
ADVERTISEMENT
Ada Hubungannya dengan Gen
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Human Molecular Genetics , para peneliti menemukan kemungkinan atas adanya hubungan antara mabuk kendaraan dengan gen yang terlibat dalam perkembangan mata, telinga, begitu juga dengan keseimbangan.
"Mungkin ada suatu variasi dari sebuah gen yang di mana konflik indrawi menjadi sangat sensitif, hal ini membuat ada orang-orang yang mudah mengalami (mabuk kendaraan)," ujar Bethann Hromatka, pemimpin studi tersebut.
Selain itu, dalam studi ini para peneliti juga menemukan adanya hubungan antara mereka yang mudah mabuk kendaraan dengan susah tidur. Sayangnya, dalam studi ini tidak dijelaskan bagaimana konflik indrawi bisa menyebabkan rasa pusing hingga mual-mual.
Jadi ada kemungkinan jika Anda mudah merasa mabuk kendaraan, hal itu berkaitan dengan gen.
Namun jangan buru-buru sedih dan pasrah menghadapi mabuk kendaraan. Menurut peneliti, ada strategi yang bisa digunakan untuk menghindari mabuk kendaraan, yaitu dengan menjadi sopir kendaraan tersebut atau setidaknya berpura-pura menjadi sopir.
ADVERTISEMENT
"Sopir dapat memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Salah satu strategi yang baik untuk melawan mabuk kendaraan adalah dengan berpura-pura jadi sopir dan mencoba melakukan apa pun yang sopir lakukan," jelas Hain.