Penyebab Tahi Wombat, Hewan Khas Australia, Berbentuk Kubus

23 November 2018 17:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wombat, hewan khas Australia. (Foto: pen_ash via pixabay.)
zoom-in-whitePerbesar
Wombat, hewan khas Australia. (Foto: pen_ash via pixabay.)
ADVERTISEMENT
Ada hewan di dunia ini yang punya tahi dengan bentuk unik. Wombat, mamalia asli Australia, punya tahi berbeda dengan makhluk lainnya. Tahi mereka memiliki bentuk mirip kubus dan kini peneliti mengetahui penyebab di balik hal unik ini.
ADVERTISEMENT
Cara unik wombat dalam membuat kotorannya berbentuk demikian telah diungkap para peneliti di acara konferensi tahunan American Physical Society's Division of Fluid Dynamics 2018 di Georgia, AS.
Temuan ini didapat oleh tim yang dipimpin oleh Patricia Yang dari Georgia Institute of Technology. "Hal pertama yang mendorong saya untuk melakukan ini adalah karena saya tidak pernah melihat sesuatu begitu aneh dalam biologi. Itu adalah suatu misteri," kata Yang, dikutip dari IFL Science.
"Bahkan awalnya saya tidak mempercayai bentuknya. Saya mencoba melihat gambarnya di Google tapi saya tetap skeptis," tambah dia.
Tahi wombat, hewan khas Australia, yang berbentuk kotak. (Foto: Bjørn Christian Tørrissen via wikimedia commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Tahi wombat, hewan khas Australia, yang berbentuk kotak. (Foto: Bjørn Christian Tørrissen via wikimedia commons.)
Jadi Yang, yang mempelajari dinamika cairan dalam tubuh ,akhirnya melakukan penelitian untuk memuaskan rasa penasarannya. Ia mempelajari sistem pencernaan wombat-wombat yang mati akibat ditabrak mobil dan menggembungkan ususnya.
ADVERTISEMENT
Berkat itu, asumsi umum bahwa bentuk kotoran wombat adalah akibat anusnya berbentuk kotak berhasil dipatahkan. Selain itu, Yang juga membantah teori sebelumnya yang mengatakan bahwa bentuk kubus terbentuk di bagian awal usus.
Dalam penelitian ini Yang menemukan bahwa makanan yang wombat cerna masuk ke usus dalam bentuk semi-cairan, dan baru mengeras di bagian delapan persen terakhir dari usus. Hal ini, menurut Yang dan timnya, terjadi karena dinding usus di bagian tersebut bisa berubah-ubah menjadi kaku atau fleksibel.
Wombat, hewan khas Australia. (Foto: pen_ash via pixabay.)
zoom-in-whitePerbesar
Wombat, hewan khas Australia. (Foto: pen_ash via pixabay.)
Yang menjelaskan hal tersebut menyebabkan setiap sudut kotoran mendapatkan tekanan berbeda hingga akhirnya terbentuk mirip kubus.
Riset unik seperti ini sering mendapat tuduhan hanya menghambur-hamburkan uang. Namun Yang berpendapat bahwa ada hasil yang bisa dimanfaatkan dari temuannya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini kita hanya memiliki dua metode untuk memanufaktur kubus: Dengan cetakan atau dengan cara memotong. Sekarang kita memiliki metode ketiga," jelas dia.
Namun demikian, kita masih belum mengetahui secara pasti apakah temuan ini benar-benar bisa dimanfaatkan secara industrial. Tapi bukannya tidak mungkin di masa depan bisa ada temuan yang terinspirasi oleh sistem pencernaan wombat yang unik ini.