Perbedaan Lockdown dan Social Distancing, Istilah untuk Cegah Virus Corona

16 Maret 2020 17:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak di dalam bus saat meninggalkan di Terminal Bus Pusat Araneta di Cubao di Manila, Filipina, Jum'at (13/3).  Foto: AFP/MARIA TAN
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak di dalam bus saat meninggalkan di Terminal Bus Pusat Araneta di Cubao di Manila, Filipina, Jum'at (13/3). Foto: AFP/MARIA TAN
ADVERTISEMENT
Kasus positif virus corona di Indonesia terus bertambah dari hari ke hari. Pada Minggu (15/3), pasien positif virus corona di Indonesia mencapai angka 117 orang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo meminta agar masyarakat, mulai dari para pegawai negeri maupun swasta memberlakukan Work from Home (WFH) atau kerja dari rumah, hingga siswa belajar di rumah.
Segala aktivitas yang dilakukan di rumah ini bertujuan untuk menghindari berkumpulnya banyak orang dalam satu tempat. Bukan tanpa alasan, namun kebijakan ini dapat menekan angka penyebaran virus corona di Indonesia.
Presiden Jokowi menyebutnya dengan istilah social distancing, atau mengimbau masyarakat untuk melakukan jaga jarak sosial, mulai dari interaksi face-to-face hingga interaksi fisik.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menkes Terawan Agus Putranto saat konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menurut Center for Disease Control (CDC), social distancing ialah menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang. Namun kebijakan ini berupa imbauan.
ADVERTISEMENT
Masih bingung dengan arti istilah social distancing? Tidak masalah. Para pakar juga masih memiliki perbedaan pendapat dalam mengartikan istilah itu. Beberapa dari mereka berpendapat social distancing artinya menghindari tempat-tempat umum dan berada di rumah sebisa mungkin.
Ada juga Crystal Watson, sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security yang mengatakan bahwa itu semua tergantung pada konteks sosial. Kalau keadaannya sudah mengharuskan seseorang untuk berada di rumah dalam kurun waktu yang lama, maka jangan keluar rumah.
Sementara menurut Albert Ko, pimpinan Departement Epidemiologi di Sekolah Kesehatan Yale, social distancing artinya menjaga jarak aman di mana virus tidak menyebar. Berdasarkan rekomendasi CDC, jarak aman menghindari penularan ialah berjarak 10 kaki atau sekitar 3 meter atau lebih.
ADVERTISEMENT
Dari perbedaan istilah tersebut, bisa disimpulkan bahwa social distancing ialah imbauan untuk mengurangi menempatkan diri di tempat-tempat umum. Mengingat penyebaran virus corona di Indonesia sudah berhasil menembus ring-1 pemerintahan, ada baiknya untuk mempertimbangkan isolasi diri di rumah.
Umat ​​beragama Katolik duduk di kursi dengan pita garis kuning, di sebuah gereja di kota Borongan, provinsi Samar Timur, Filipina. Foto: ALREN BERONIO / AFP
Namun, apabila kamu masih butuh keluar rumah untuk membeli kebutuhan di supermarket atau mal, mengambil uang di ATM dan hal lain yang harus dilakukan di luar rumah, lakukanlah sesingkat mungkin dan hindari berkontak dalam jarak dekat dan melakukan interaksi fisik.

Perbedaan lockdown dan social distancing

Selain social distancing, ada juga istilah lockdown yang digunakan selama pandemi COVID-19 ini merebak. Lalu apa bedanya dengan social distancing?
Lockdown adalah kebijakan isolasi di level yang lebih tinggi. Istilah lockdown sendiri biasanya digunakan untuk mencegah orang-orang meninggalkan suatu area.
ADVERTISEMENT
Jika sudah diterapkan lockdown, seseorang akan dilarang untuk meninggalkan rumah atau memasuki gedung atau wilayah yang ditentukan selama ancaman bahaya berlangsung. Kebijakan lockdown sudah diterapkan di China pada saat awal virus corona mewabah, Italia, Denmark, Prancis, dan Spanyol.
Di negara yang menerapkan lockdown, masyarakat harus berada di dalam rumah atau apartemen dan dilarang keluar hingga waktu yang belum ditentukan. Biasanya, pihak berwenang akan mendata kebutuhan makanan dan minuman untuk kemudian diantar ke rumah dan apartemen warga sehingga mereka tidak perlu keluar rumah.
Seorang pria berjalan di sekitar Duomo Square yang sepi pengunjung di Milan, Italia, Selasa (10/3). Foto: REUTERS / Flavio Lo Scalzo
Untuk sementara, imbauan social distancing lewat WFH dan belajar di rumah untuk para murid sekolah dan mahasiswa dianggap cukup untuk mencegah penyebaran virus corona. Dengan mengurangi lalu lintas interaksi dan berpergian ke tempat umum, seseorang bisa memperkecil kemungkinan terkena percikan cairan yang dikeluarkan dari mulut atau hidung orang yang terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
Cara ini juga dinilai bijak untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat. Tatkala diberlakukan isolasi paksa, di mana para pekerja dan orang-orang diimbau agar tidak beraktivitas di ruang publik, terbukti hal itu dapat memutus mata rantai penyebaran dan menekan angka kasus COVID-19.
Perlu ditekankan bahwa WFH dan belajar di rumah artinya ialah melakukan segala aktivitas dari rumah, bukan terbebas dari tugas dan berkeliaran di tempat umum. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan rutin menyemprotkan hand sanitizer dan mencuci dengan sabun selama 30 detik.