Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Perempuan Berperan Penting dalam Pencegahan Penyakit Jantung
26 April 2018 9:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Berbagai cara telah disosialisasikan mengenai pencegahan penyakit jantung. Untuk mengingatkan kembali tentang pentingnya pencegahan penyakit mematikan itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengungkapkan pentingnya peran perempuan dalam mencegah penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Siska Suridanda Danny, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, mengatakan edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit jantung perlu difokuskan pada kaum ibu.
“Kalau kita memberikan edukasi, paling sering memang audiensnya ibu-ibu,” kata Siska, dalam acara jumpa pers di Jakarta, Rabu (25/4).
Siska menganggap perempuan sebagai leher rumah tangga yang bertugas sebagai penentu kebijakan dalam rumah tangga, terutama dalam hal gaya hidup.
“Satu yang paling penting adalah untuk menentukan apa yang tersedia di meja makan. Ibu menentukan apa yang akan dihidangkan di meja makan," papar Siska.
Karena itu, ia mengatakan edukasi terhadap perempuan mengenai pencegahan penyakit kardiovaskular sangat penting untuk dilakukan, misalnya edukasi mengenai kandungan kolesterol dan gula serta mengenai makanan yang baik untuk kesehatan jantung, menurunkan kolesterol, serta gula darah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, juga menyetujui kalau di Indonesia, pembuat kebijakan di rumah tangga masih banyak dilakukan oleh perempuan.
“Untuk mempengaruhi bapak (laki-laki), bisa melalui dua, ibu (perempuan) atau anaknya,” kata Anwar, yang dijumpai di tempat yang sama.
Ia juga mengatakan, intervensi lebih berjalan lancar pada perempuan ketimbang laki-laki.
“Karena laki-laki kalau ada informasi yang mengganggu jati dirinya, ia cenderung denial. Karena itu pendekatannya melalui perempuan," lanjutnya.
Menurut data yang dipaparkan oleh PERKI, perempuan dan laki-laki memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular yang berbeda.
Pada laki-laki misalnya, 64,9 persen faktor risiko penyakit kardiovaskular adalah karena merokok.
“Ini adalah persoalan, karena 65 persen penduduk kita yang laki-laki adalah perokok. Ini harus di-cut," tegas Anwar.
ADVERTISEMENT
Sementara pada perempuan, risiko terbesar datang dari kolesterol tinggi. Prevalensi kolesterol tinggi ternyata lebih tinggi pada perempuan.
PERKI mengungkapkan perempuan memiliki proporsi kolesterol abnormal di atas umur 15 tahun sebanyak 39,6 persen sementara pada laki-laki hanya 30 persen.