Perhiasan Emas Ditemukan di Makam Mesir Kuno Zaman Firaun “Sesat”
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengumumkan penemuan sejumlah perhiasan emas di sebuah makam nekropolis Tel El-Amarna berusia 3.500 tahun. Perhiasan tersebut diduga milik seorang perempuan muda dari kota Amarna atau Akhetaten —kota kuno Firaun Akhenaten yang kontroversial.
ADVERTISEMENT
“Pemakamannya terletak di Pemakaman Gurun Utara Amarna di gurun rendah di sebelah barat Makam Utara,” kata Anna Stevens, peneliti dari Departemen Arkeologi di University of Cambridge, seperti dikutip Heritage Daily.
“Ini termasuk sejumlah kecil lubang pemakaman, makam, dan kuburan lubang."
Kuburan wanita
Penguburan wanita di lokasi ini menunjukkan individu tersebut merupakan orang penting di masanya. Tubuhnya ditemukan di Makam Para Bangsawan di Amarna, sebuah pemakaman yang dirancang untuk para bangsawan dan elit kota selama masa kejayaannya.
ADVERTISEMENT
Lebih menariknya lagi, di makamnya juga ditemukan berbagai ornamen dan perhiasan emas, termasuk kalung emas yang terbuat dari liontin berbentuk kelopak dan tiga cincin emas. Barang-barang terakhir ini diukir dengan hieroglif, dengan dua di antaranya bertuliskan nama "Tawi," diterjemahkan menjadi "Lady of the Two Lands".
Arkeolog menyugestikan ini mengacu pada Kerajaan Atas (Upper Kingdom) dan Kerajaan Bawah (Lower Kingdom) yang bersama-sama membentuk kerajaan Mesir Kuno.
Penemuan ini merupakan hasil dari proyek Amarna yang sedang berlangsung —sebuah usaha gabungan antara Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dan University of Cambridge. Keduanya telah aktif di daerah tersebut sejak 2005, meskipun minat arkeologi di Amarna sudah ada sejak abad ke-18.
Firaun “sesat”
Makam ini tertanggal berasal dari akhir Dinasti ke-18 – sekitar 1550 hingga 1292 SM. Ini adalah waktu yang sangat menarik dalam sejarah Mesir, karena itu merupakan masa pemerintahan Akhenaten yang juga dikenal sebagai Amenhotep IV.
ADVERTISEMENT
“Reformasi agama Akhenaten tidak sepenuhnya baru, tetapi pengecualiannya terhadap kultus dewa lain menandai pemutusan tradisi,” jelas Museum Petrie University College London. “Inilah mengapa dia terkadang disebut sebagai ‘firaun sesat’ dan terkadang dicirikan sebagai ‘individu pertama dalam sejarah manusia’.”
Akhanaten kemudian digantikan oleh anaknya, Tutankhmaun. Sepeninggalan Akhenaten agamanya ditinggalkan dan masyarakat kabur dari kota Amarna.
Kota tersebut tinggal puing dan Akhenaten hampir dilupakan dari sejarah. Setelah itu, Mesir Kuno kembali seperti sebelum masa Akhenaten.