Pernah Ditangkap Nelayan Indonesia, Ikan Purba Ini Bisa Hidup hingga 100 Tahun

21 Juni 2021 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
ADVERTISEMENT
Ikan coelacanth pernah menggegerkan dunia, karena sempat dianggap punah bersama dinosaurus 66 juta tahun lalu, tapi ternyata masih hidup sehat saat ditemukan di lepas pantai timur Afrika Selatan pada 1938. Kini, hewan purba itu kembali kejutkan para peneliti soal usia hidupnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru membuktikan ikan raksasa coelacanth ternyata dapat hidup selama 100 tahun. Kemudian, ikan jenis betina mengalami periode kehamilan terlama dari semua spesies satwa karena mencapai lima tahun.
Usia hidup satu dekade menurut peneliti adalah sesuatu yang luar biasa. Di sisi lain, hewan vertebrata yang hidup paling lama di Bumi masih dipegang oleh hiu greenland, salah satu hewan purba yang masih ada hingga sekarang yang diklaim umurnya bisa mencapai sekitar 400 tahun.
Para peneliti juga menemukan perbedaan pertumbuhan antara ikan coelacanth jantan dan betina. Ikan betina baru mencapai kematangan seksual pada akhir usia 50-an. Sementara coelacanth jantan matang secara seksual pada usia 40 hingga 69 tahun.
Coelacanth ikan yang dikira punah 65 juta tahun lalu. Foto: Wikipedia
Ahli biologi kelautan, Kélig Mahé dari lembaga oseanografi Prancis, IFREMER, yang juga penulis utama studi ini mengatakan tim peneliti menggunakan cincin pertumbuhan tahunan yang disimpan pada sisik ikan untuk menentukan usia coelacanth.
ADVERTISEMENT
"Seperti seseorang membaca cincin pohon," kata Mahé dikutip Reuters.
Coelacanth pertama kali muncul selama periode Devonian sekitar 400 juta tahun yang lalu atau 170 juta tahun sebelum dinosaurus. Berdasarkan catatan fosil, mereka dianggap telah menghilang selama kepunahan massal yang memusnahkan sekitar tiga perempat spesies Bumi setelah serangan asteroid pada akhir periode Kapur.
Setelah ditemukan hidup, coelacanth dijuluki sebagai "fosil hidup". Biasanya coelacanth berada di kedalaman laut hingga 800 meter. Pada siang hari mereka tinggal di gua vulkanik sendirian atau dalam kelompok kecil. Betina agak lebih besar dari jantan, panjangnya mencapai sekitar 2 meter dan 110 kilogram.
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
Dua spesies yang masih ada, keduanya terancam punah, adalah coelacanth Afrika (Latimeria chalumnae) dan coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis). Menurut laporan Reuters, ikan coelacanth pernah ditangkap nelayan Indonesia di laut lepas provinsi Sulawesi Utara pada 2007 silam.
ADVERTISEMENT
Nelayan bernama Yustinus Lahama dan putranya menangkap ikan coelacanth dan menyimpannya di rumah mereka selama satu jam. Setelah diberitahu oleh tetangganya bahwa itu adalah ikan langka, dia membawanya kembali ke laut dan menyimpannya di kolam karantina selama sekitar 17 jam sebelum mati.
Ikan itu panjangnya 131 sentimeter (sekitar empat kaki) dan beratnya 51 kilogram. Sebelumnya, pada tahun 1998, nelayan menangkap coelacanth lain yang terjaring untuk menangkap hiu di Sulawesi utara.