Pernah Dituduh Hoaks, 7 Hewan dan Tanaman Aneh Ini Ternyata Benar Ada

11 Juni 2020 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi burung cendrawasih. Foto: Andrea Lawardi/flick via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burung cendrawasih. Foto: Andrea Lawardi/flick via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Beberapa hewan atau makhluk hidup ternyata pernah diragukan kebenarannya. Tuduhan informasi palsu atau hoaks pun tidak jarang disematkan pada beberapa penemuan spesies baru.
ADVERTISEMENT
Tidak terkecuali untuk tujuh makhluk hidup ini. Mereka ini memang tergolong unik dan sulit dipercaya bagi yang tidak pernah melihatnya. Alam menghasilkan begitu banyak makhluk unik lewat proses evolusi berabad-abad.
Lalu, makhluk apa saja yang pernah dituduh sebagai hoaks? Berikut adalah daftarnya seperti dilansir Animal Planet.

Burung Cendrawasih

Cendrawasih Foto: Wikimedia Commons
Burung Cendrawasih pertama kali hadir di sebuah museum di Eropa pada abad ke-19. Namun, seorang ahli burung berkebangsaan Inggris, Richard Sharpe, menuding bahwa burung tersebut adalah palsu.
Sharpe tidak yakin bahwa burung yang dapat ditemukan di bagian Indonesia Timur ini adalah hewan asli yang pernah hidup. Bulu dan alis yang indah dan unik menjadi penyebab kecurigaan Sharpe.
Hingga Sharpe akhirnya melihat spesimen asli dari Burung Cendrawasih, dan barulah ia percaya. Saat ini, burung Cendrawasih hidup di hutan di daerah Papua, Papua Nugini, dan sebagian Australia.
ADVERTISEMENT

Venus Flytrap

Ilustrasi tanaman Venus Flytrap. Foto: Beatriz Moisset via Wikimedia Commons
Sepasang ahli hortikultura asal Amerika Serikat, William dan John Bartam, pernah tak percaya bahwa tanaman pemakan hewan benar-benar ada di alam. Kejadian ini terjadi pada abad ke-18 di utara Carolina, AS.
Bartam bersaudara memilih untuk meneliti secara langsung tanaman tersebut di alam. Setelah melihat tanaman Venus Flytrap menangkap serangga, baru akhirnya mereka percaya.
Seorang ilmuwan bernama John Elis lantas menggambarkan tanaman tersebut dan memasukkannya ke dalam Systema Naturae.

Okapi

Ilustrasi okapi. Foto: Alan Eng/flickr via Wikimedia Commons
Selama abad ke-19, peneliti dari pelbagai benua meragukan keberadaan Okapi. Mereka tak yakin hewan yang mirip keledai namun memiliki garis-garis seperti zebra di kakinya itu benaran ada.
Pada awal abad ke-20, London Zoological Society memperlihatkan sebuah selempang yang terbuat dari kulit binatang. Mereka yakin bahwa rambutnya mirip jerapah, warnanya mirip zebra, namun jenis kulitnya tidak dapat dikenali.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun setelahnya, seorang bernama Harry Johnston kembali dari Afrika Tengah dengan membawa bangkai Okapi. Setelah itu baru seluruh peneliti yakin mengenai keberadaan Okapi.

Mikroorganisme

Ilustrasi bakteri. Foto: skeeze via Pixabay
Antonie van Leewenhoek mengejutkan para ahli biologi di Inggris saat ia melaporkan telah melihat “hewan” yang ukurannya sangat kecil. Laporan ini dibuat setelah van Leewenhoek melihat mikroorganisme lewat mikroskopnya.
Royal Society of London termasuk salah satu organisasi sains yang meragukan temuan ini pada abad ke-17. Bahkan, van Leewenhoek harus membawa banyak saksi untuk membuktikan laporannya.
Tak lama berselang, Royal Society of London mengakui bahwa temuan van Leewenhoek soal mikroorganisme adalah benar adanya. Ia pun diterima sebagai bagian perkumpulan ilmuwan tertinggi di Eropa tersebut.
ADVERTISEMENT

Burung Pelican

Ilustrasi burung Pelican. Foto: Instagram/@ilhamarch
Ahli biologi asal Swedia, Carl Linnaeus, memasukkan satwa-satwa yang dianggap hoaks ke dalam kategori Animalia Paradoxa. Salah satu yang ia masukkan adalah burung pelican.
Burung ini pertama kali dilaporkan oleh para pelaut yang melihatnya terbang di tengah lautan. Mereka mendekripsikannya sebagai burung dengan paruh panjang dan besar, serta kaki yang kecil.
Penggambaran ini membuat Linnaeus ragu. Namun, keraguan itu musnah seketika ketika akhirnya Linnaeus berhasil menemukan burung pelican yang sesungguhnya.

Platipus

Ilustrasi platipus. Foto: Science History Institute via Wikimedia Commons
Hewan yang satu ini mungkin jadi yang paling terkenal untuk disebut sebagai hoaks. Pada abad ke-18, ilmuwan Inggris menggambarkan makhluk ini ke publik bersamaan dengan isu soal putri duyung yang tengah ramai diperbincangkan.
Ketika seseorang bernama John Hunter membawa kulit dan paruh platipus dari Australia, para ilmuwan begitu yakin bahwa barang bawaan itu adalah palsu. Mereka yakin itu hanyalah karya yang menggabungkan kulit berang-berang dan paruh bebek.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli bedah bernama Robert Knox mencoba membuktikan bahwa memang benar paruh itu adalah palsu. Sayangnya, meski telah membedah paruh itu secara cermat, ia gagal menemukan bekas jahitan. Akhirnya, platipus pun diyakini benar-benar ada dan hidup di alam liar.

Plesiosaurus

Ilustrasi Plesiosaurus. Foto: Adam Smith via Wikimedia Commons
Pada awal abad ke-19, ahli paleontologi dari Inggris berhasil menemukan kerangka lengkap pertama untuk dinosaurus berjenis Plesiosaurus. Namun, banyak ilmuwan tidak percaya bahwa temuan Anning adalah benar.
Kebanyakan orang menilai bahwa fosil temuan Anning hanyalah komposit dari beberapa hewan. Bagian lehernya yang aneh menjadi salah satu dasar tuduhan ini.
Butuh waktu yang lama hingga akhirnya Plesiosaurus diyakini keberadaannya. Namun saat ini, ilmuwan telah sepakat bahwa Plesiosaurus pernah hidup di Bumi pada jutaan tahun silam.
ADVERTISEMENT
(EDR)