Pertama dalam Sejarah, Kelompok Simpanse Terinfeksi Wabah Kusta

15 November 2020 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi simpanse. Foto: DaFranzos via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi simpanse. Foto: DaFranzos via Pixabay
ADVERTISEMENT
Jauh di dalam hutan Afrika Barat, untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil mendokumentasikan simpanse liar yang menderita penyakit kusta. Peneliti yakin, kusta yang diderita hewan itu tidak ditularkan dari manusia. Ini artinya, penyakit tersebut muncul dari sumber yang belum diketahui.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan dalam sebuah makalah di bioRxiv yang belum ditinjau sejawat, wabah kusta telah melanda setidaknya dua populasi simpanse liar (Pan troglodytes verus) di Taman Nasional Cantanhez Guinea-Bissau dan Taman Nasional Tai di Pantai Gading.
Dengan menggunakan kamera pengintai yang tersebar di sekitar taman nasional, tim berhasil menangkap beberapa gambar dari empat simpanse dengan lesi dan cacat pada wajah, telinga, tangan, dan kaki.
Belum jelas bagaimana penyakit itu dapat memengaruhi kesehatan dan kehidupan sosial mereka. Untuk memastikan diagnosis tersebut, tim mengumpulkan sampel kotoran dan mendeteksi keberadaan bakteri penyebab kusta, Mycobacterium laprea. Mereka juga mendeteksi bakteri dalam sampel nekropsi yang diambil dari betina dewasa bernama Zora yang dibunuh oleh macan tutul pada 2009.
Simpanse yang terinfeksi kusta. Foto: Tai Chimpanzee Project
Analisis genetik bakteri yang diperoleh dari sampel kotoran menunjukkan beberapa poin menarik. Pertama, dua lokasi berbeda memiliki dua strain berbeda yang mengindikasikan wabah muncul secara terpisah.
ADVERTISEMENT
Kedua, genotipe dari strain bakteri yang bertanggung jawab atas kedua wabah tersebut tergolong sangat langka. Ini menunjukkan bahwa kemungkinan wabah bukan berasal dari manusia.
Pertanyaannya adalah, bagimana simpanse bisa terinfeksi penyakit kusta? Para peneliti menduga, penyakit tersebut berasal hewan atau sumber lingkungan yang tidak diketahui.
“Sayangnya, kami tidak tahu, tapi kami sedang menyelidiki ini sekarang. Pengambilan sampel sampel lingkungan, menangkap tikus, dan lain-lain,” ujar penulis studi, Dr Fabian Leendertz, yang mempelajari patogen zoonosis di Robert Koch Institute di Berlin, sebagaimana dikutip IFLScience.
Peneliti bilang, dengan mencari tahu sumber penyakit, dapat memberi sejumlah wawasan penting tentang penyakit kusta pada hewan. Dahulu, para peneliti berpikir bahwa penyakit ini hanya menyerang manusia. Namun kini, kusta diketahui telah menyerang spesies liar seperti tupai dan armadillo. Adapun kusta yang menyerang mamalia, baru pertama kali didokumentasikan.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.