Pertama di Dunia, Bocah 13 Tahun Sembuh dari Kanker Otak Mematikan

16 Februari 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tumor otak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tumor otak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertama kalinya di dunia bocah 13 tahun sembuh dari kanker otak mematikan. Padahal, dia sudah divonis tidak berumur panjang saat pertama kali didiagnosis mengidap tumor otak tersebut.
ADVERTISEMENT
Bocah itu bernama Lucas. Ketika Lucas didiagnosis menderita tumor otak langka pada usia enam tahun, dokter yang menanganinya, Jacques Grill, mengaku sangat emosional karena sulit untuk menjelaskan pada orang tua Lucas bahwa putranya akan meninggal.
Namun ternyata, Lucas berhasil bertahan selama tujuh tahun, dan kini di usianya 13 tahun dia dinyatakan sembuh dari tumor ganas tersebut. Tidak ada lagi tumor yang tersisa di otaknya. Bocah laki-laki asal Belgia itu menjadi anak pertama di dunia yang berhasil sembuh dari glioma batang otak, sebuah kanker yang sangat mematikan.
“Lucas mengalahkan segala rintangan untuk bertahan hidup,” kata Grill, kepala program tumor otak di pusat kanker Gustave Roussy di Paris, Prancis.
Ada sekitar 300 anak di AS yang terkena tumor diffuse intrinsic pontine glioma (DIPG) setiap tahunnya, dan 100 anak di Prancis. Komunitas medis telah memuji kemajuan pengobatan kanker ini, di mana 85 persen anak yang terkena DIPG dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, harapan hidup anak-anak dengan DIPG masih sangat rendah, sebagian besarnya bahkan tidak dapat hidup lebih dari satu tahun. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa hanya 10 persen anak dengan DIPG yang mampu bertahan hidup selama 2 tahun.
Radioterapi terkadang bisa memperlambat perkembangan tumor agresif, namun belum ada obat yang terbukti ampuh melawan kanker tersebut.
Ilustrasi anak sakit kepala. Foto: Shutterstock

Belum ada anak lain yang sembuh dari DIPG

Lucas dan keluarganya sendiri melakukan perjalanan dari Belgia ke Prancis untuk menjadi salah satu pasien pertama yang mengikuti uji coba BIOMEDE, yakni uji coba obat baru untuk menangani DIPG. Sejak awal, Lucas memberikan respons yang kuat terhadap obat kanker everolimus yang diberikan kepadanya. Dan pengobatan yang selama tujuh tahun ini membuahkan hasil di mana tumor yang bersarang di kepalanya benar-benar hilang.
ADVERTISEMENT
“Melalui serangkaian pemindaian MRI, saya melihat tumornya benar-benar hilang,” kata Grill kepada AFP.
Kendati begitu, dokter belum berani menghentikan pengobatan Lucas, setidaknya selama satu setengah tahun pasca-dia dinyatakan sembuh dari tumor.
“Saya tidak tahu ada kasus lain seperti dia di dunia,” ujar Grill.
Alasan mengapa Lucas bisa sembuh total dari kanker ganas dan bagaimana kasus ini dapat membantu anak-anak lain di masa depan, masih belum diketahui secara pasti. Saat ini, ada tujuh anak lain dengan DIPG yang menjalani pengobatan BIOMEDE, dan mereka bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun, tapi hanya tumor Lucas yang benar-benar hilang.
Peneliti menduga, kemungkinan tumor DIPG yang diidap Lucas bisa menghilang karena ada hubungannya dengan “kekhususan biologis” dari tumor itu sendiri.
ADVERTISEMENT
“Tumor Lucas memiliki mutasi sangat langka yang kami yakini membuat sel-selnya jauh lebih sensitif terhadap obat tersebut,” papar Grill.

Mencoba belajar dari kasus Lucas

Sebagai tindakan lebih lanjut, saat ini para peneliti sedang mempelajari kelainan genetik tumor yang dialami Lucas, dan menciptakan organoid tumor, yakni massa sel yang diproduksi di laboratorium.
“Kasus Lucas menawarkan harapan nyata,” ujar Marie-Anne Debily, peneliti yang mengawasi riset di laboratorium. “Kami akan mencoba memproduksi secara in-vitro perbedaan yang telah diidentifikasi pada selnya.”
Tujuan tim menciptakan argonoid ini untuk melihat apakah tumor DIPG dapat dibunuh secara efektif seperti yang terjadi pada Lucas atau tidak. Jika berhasil, langka selanjutnya adalah menemukan obat yang efektif untuk mengatasi sel tumor tersebut. Meski begitu, mereka memperingatkan bahwa pengobatan saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata, dibutuhkan waktu 10-15 tahun sejak percobaan pertama menjadi obat, ini adalah proses yang sangat panjang dan berlarut-larut,” kata Grill.