Pertama Kali dalam 150 Tahun, Hewan Langka Kiwi Menetas di Alam Liar

8 Desember 2023 7:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiwi, burung yang tidak bisa terbang hidup di Selandia Baru.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kiwi, burung yang tidak bisa terbang hidup di Selandia Baru. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selandia Baru memiliki burung endemik yang sangat ikonik bernama kiwi. Namun, burung langka ini dihadapkan banyak masalah akibat penyelundupan dan kemunculan spesies invasif di habitatnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, upaya konservasi telah membantu melindungi burung yang tidak bisa terbang ini dari jurang kepunahan. Kini, untuk pertama kalinya dalam lebih dari 150 tahun anak kiwi berhasil menetas di alam liar di luar Ibu Kota Selandia Baru, Wellington.
Ada lima spesies kiwi yang hidup di berbagai wilayah di Selandia Baru, yakni kiwi coklat Pulau Utara (Apteryx mantelli), tokoeka (Apteryx australis), rowi (Apteryx rowi), kiwi bintik besar (Apteryx haastii), dan kiwi bintik kecil atau kiwi pukupuku (Apteryx owenii). Menurut Save The Kiwi, hanya ada sekitar 24.500 spesies kiwi coklat yang tersisa di alam liar.
Populasinya yang menurun ini akibat kehadiran spesies invasif, salah satunya cerpelai (Mustela erminea), anggota keluarga mustelid yang lebih kecil. Kiwi diketahui berevolusi di habitat pulau yang bebas predator. Akibatnya, dia nyaris tidak memiliki pertahanan alami. Pada satu titik, masalah spesies invasif ini benar-benar berdampak buruk sehingga diperkirakan ada 20 kiwi terbunuh setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Capital Kiwi Project telah berupaya memulihkan populasi kiwi di wilayah Wellington, dan tahun lalu mereka berhasil melepaskan sekitar 60 burung dewasa ke alam liar.
Baru-baru ini, para pegiat konservasi mengumumkan bahwa dalam dua minggu terakhir ada empat anak burung kiwi berwarna coklat berbulu halus yang ditemukan di perbukitan sekitar Wellington. Burung ini pertama kali ditemukan oleh seorang sukarelawan. Anak-anak kiwi tersebut adalah yang pertama menetas di alam liar dalam lebih dari 150 tahun terakhir. Kini, pihak konservasi membagikan foto anak kiwi tersebut ke akun Instagram mereka.
“Ini sangat istimewa bagi tim yang telah bekerja keras selama beberapa tahun terakhir,” ujar pendiri Capital Kiwi Project, Paul Ward, kepada AFP.
Saat ini, tim akan terus memantau kesehatan anak kiwi tersebut hingga mencapai berat 800 gram. Selain itu, guna mengatasi spesies invasif yang membuat populasi kiwi terancam, Capital Kiwi Project telah memasang 4.600 perangkap. Mereka juga mengajari para pecinta anjing setempat bagaimana menjaga kiwi tetap aman dari hewan peliharaannya.
ADVERTISEMENT
“Semua orang sangat mendukung–konservasi kiwi. Siapa yang tidak tertarik merawat kiwi?” ujar Ward kepada The New York Times.
Ward berharap akan lebih banyak anak kiwi yang lahir di Wellington sehingga populasi mereka tetap terjaga.