Pertama Kali, Orang Utan Sumatra Terpantau Obati Luka Sendiri Pakai Tanaman

4 Mei 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rakus menderita luka parah di pipinya. Diduga akibat perkelahian dengan pejantan lain.  Foto: Scientific Reports/Armas
zoom-in-whitePerbesar
Rakus menderita luka parah di pipinya. Diduga akibat perkelahian dengan pejantan lain. Foto: Scientific Reports/Armas
ADVERTISEMENT
Orang utan sumatra liar terlihat tengah mengunyah daun tanaman akar kuning, lalu mengoleskan sarinya pada luka di pipi. Proses ini berlangsung selama tujuh menit, hingga lukanya benar-benar tertutup tanamana obat dan sembuh total tanpa infeksi.
ADVERTISEMENT
Kisah tentang cara mengobati luka pakai tumbuhan sudah tersebar luas dan dipraktikkan di seluruh dunia, terutama manfaatnya untuk melawan parasit atau infeksi baik internal maupun eksternal. Namun, baru kali ini peneliti berhasil mengabadikan praktik pengobatan luka pakai tanaman itu dilakukan oleh spesies selain manusia.
Kerabat dekat orang utan, simpanse juga pernah terdokumentasikan mengoleskan serangga tak dikenal ke luka yang mereka alami, atau terkadang luka anggotanya. Jadi, ini penemuan pertama untuk spesies orang utan sumatra yang bernama latin Pongo abelii.
Peristiwa pengobatan luka pakai tanaman itu dilakukan oleh orang utan jantan bernama Rakus di Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra Utara, dan penampakan asing ini sudah dicatat dalam jurnal yang terbit di Scientific Reports.
ADVERTISEMENT
Dr. Isabelle Laumer dan rekannya melihat Rakus dengan luka di pipi kanannya pada Juni 2022. Tiga hari kemudian, mereka menyaksikan dia mengunyah tanaman akar kuning (Fibraurea tinctoria) selama 30 menit. Setelah dikunyah dan menjadi halus, Rakus mengoleskan daun itu ke lukanya.
Selain mencegah infeksi luka, penduduk Sumatra diketahui memanfaatkan akar kuning dalam pengobatan tradisional malaria, disentri, hingga diabetes. Akar kuning bahkan diklaim mengandung senyawa anti-kanker.
Penggunaan akar kuning sebagia pengobatan telah menarik para ilmuwan, dan kini sedang menguji beberapa khasiat dari tanaman tersebut. Kendati begitu, penelitian praklinis telah memberi hasil menggembirakan soal khasiat dari tanaman ini.
Luka di pipi rakus sembuh total setelah diobati tanaman Akar Kuning. Foto: Scientific Reports/Safruddin
Adapun luka yang dialami Rakus diduga akibat duel dengan pejantan lain. Perkelahian antar orang utan di Taman Nasional Gunung Leuser tergolong jarang terjadi, karena makanan di sana cukup melimpah. Namun, di kawasan tersebut tak ada jantan dominan, dan Rakus tampaknya berusaha untuk membuktikan diri sebagai yang terkuat.
ADVERTISEMENT
Perkelahian membuat luka menganga di pipi Rakus. Rakus teramati beristirahat lebih dari biasanya hingga dia pulih sepenuhnya, terutama saat luka pertama kali didapat. Luka Rakus sembuh empat hari setelah diobati akar kuning, dan tampak sembuh total dalam waktu tiga minggu.
Menurut peneliti, orang utan tampaknya menjadi hewan yang rajin menggunakan tanaman obat. Ada laporan mengenai orang utan yang menelan daun tanaman untuk mengobati infeksi parasit, sebuah praktik yang umum terjadi pada kera lainnya.
Yang lebih hebat lagi, orang utan Kalimantan betina rajin mengunyah daun tanaman Dracaena cantleyi beberapa menit sebelum menggosokkan busa pada lengan dan kaki mereka selama lebih dari setengah jam. Alasannya tidak diketahui, tapi masyarakat adat Kalimantan sering menggunakan Dracaena cantleyi untuk mengobati nyeri otot dan nyeri tulang.
ADVERTISEMENT
Peneliti menduga, Rakus mungkin menggunakan akar kuning untuk menghilangkan rasa sakit, dan sifat anti-bakteri yang terkandung di dalam tanaman tersebut hanyalah sebuah kebetulan. Artinya, Rakus tidak benar-benar tahu apa yang terkandung dalam akar kuning tersebut.
Dugaan lain, akar kuning digunakan untuk menutupi luka dari lalat. Atau, pengenalan penggunaan tanaman obat kemungkinan sudah ada sejak nenek moyang terakhir orang utan jutaan tahun lalu.