Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Pertama Kalinya, Ikan Monster yang Hidup di Kedalaman 8.330 Meter Terekam Kamera
5 April 2023 2:40 WIB
·
waktu baca 3 menit![Penampakan ikan yang hidup di kedalaman lebih dari 8.000 meter di bawah permukaan laut. Foto: Minderoo-UWA Deep Sea Research Centre](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gx5pphrjjpy9k0wrmdetgttp.png)
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, ikan monster yang hidup di kedalaman 8.330 meter di bawah permukaan laut berhasil terekam kamera. Tidak hanya memecahkan rekor sebagai ikan laut terdalam yang terabadikan, peneliti percaya bahwa mereka hampir mencapai titik terdalam di mana ikan dapat ditemukan.
ADVERTISEMENT
Di tepi barat Samudra Pasifik terdapat palung sedalam 11.000 meter, di mana lempeng Pasifik yang biasanya berada di kedalaman 4.200 meter di bawah permukaan laut tenggelam di bawah lempeng benua. Di sinilah, di Palung Izu-Ogasawara, para ilmuwan merekam spesies Pseudoliparis misterius, sejenis ikan siput hidup yang hidup di laut dalam.
Pseudoliparis misterius ini berhasil memecahkan rekor sebagai ikan terdalam yang pernah direkam, mengalahkan ikan sebelumnya yang hidup di kedalaman 8.178 meter di Palung Mariana. Palung Mariana adalah palung terdalam yang diketahui saat ini. Palung ini banyak dipelajari dan menarik perhatian peneliti, tapi bukan yang paling menarik secara kehidupan biologis.
“Semua orang berpikir bahwa kedalaman adalah hal terpenting di parit ini,” kata Profesor Alan Jamieson dari Minderoo-UWA Deep Sea Research Centre yang memimpin ekspedisi sebagaimana diketahui IFLScience.
ADVERTISEMENT
Izu-Ogasawara sendiri adalah palung terhangat dan disebut lebih ramah lingkungan ketimbang Mariana. Menurut peneliti, air yang lebih hangat di Izu-Ogasawara memungkinkan hewan hidup lebih dalam. Dengan pertimbangan inilah mereka memutuskan untuk menjelajahi Izu-Ogasawara menggunakan kapal selam tanpa awak DSSV Pressure Drop.
Prediksi tim ternyata benar. Mereka menangkap penampakan Pseudoliparis belyaevi di kedalaman 8.022 meter. Bergerak lebih jauh mereka menemukan genus yang sama, tapi berasal dari spesies yang belum diketahui. Spesies baru Pseudoliparis itu terlihat saat kapal berada di kedalaman 8.336 meter.
“Ini membantah klaim bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang laut dalam,” kata Jameison.
Jamieson mengatakan, meski perairan di atas Mariana punya iklim lebih ‘tropis’ ketimbang Izu-Ogasawara, Palung Mariana lebih dingin karena lebih dekat ke Samudra Selatan (Antartika). Air dingin dan asin tenggelam ke dasar lepas pantai benua beku, sebuah proses yang saat ini terganggu oleh pemanasan global karena terus menghangat seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Setiap kali air di dasar laut ini bertemu dengan parit, ia mengalir ke dalamnya. Pada saat air mencapai Izu-Ogasawara, suhunya kurang dari satu derajat lebih hangat daripada Mariana, tetapi itu masih cukup untuk mengubah ekologi.
“Palung Jepang adalah tempat yang luar biasa untuk dijelajahi, mereka sangat kaya makhluk hidup, bahkan sampai ke bawah,” kata Jamieson.
Ikan siput sendiri sebenarnya bukan genus yang hidup di laut dalam. Kebanyakan snailfish hidup di perairan dangkal seperti muara. Namun beberapa dari mereka sudah beradaptasi dan mampu hidup di lingkungan yang lebih ekstrem.