Perubahan Iklim Indonesia Paksa Petani Apel Tanam Jeruk

19 Mei 2022 6:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Apel Malang Foto: Flickr/Agung Prasetyo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Apel Malang Foto: Flickr/Agung Prasetyo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cuaca yang tidak menentu akibat perubahan iklim di Indonesia membuat sebagian besar petani apel di Pasuruan, Jawa Timur, merugi.
ADVERTISEMENT
Curah hujan tinggi di wilayah itu masih terjadi. Padahal Pasuruan dan termasuk Indonesia sudah seharusnya memasuki musim kemarau.
Hujan berkepanjangan seakan jadi mimpi buruk para petani apel. Curah hujan tinggi mengganggu musim berbunga dengan merusak bunga yang ada serta menyusutkan ukuran tanaman.
Sedangkan saat musim kemarau tiba, justru hama dan penyakit datang. Petani pun harus merogoh kocek dalam untuk menyemprotkan pestisida lebih banyak.
Ilustrasi apel. Foto: Shutterstock/JoannaTkaczuk
Biasanya para petani apel hanya menyemprotkan pestisida seminggu sekali. Semenjak adanya perubahan cuaca yang tidak jelas dan kehadiran hama serta penyakit tanaman, mereka menyemprotkan pestisida sebanyak dua kali dalam seminggu dengan dosis lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, petani di Pasuruan selalu memiliki perencanaan waktu panen sesuai dengan cuaca. Mereka akan memangkas tanaman untuk persiapan pembungaan pada Januari. Kemudian pada April hingga September, mereka dapat memanen hasilnya dengan optimal.

Hujan berkepanjangan dan suhu meningkat

Kondisi itu sangat berbeda jauh saat ini, ketika hujan terus turun pada April, dengan suhu terus mengalami peningkatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat memperkirakan adanya peningkatan curah hujan di tahun ini, mencapai 70 persen dari biasanya.
Ilustrasi hujan deras. Foto: Shutterstock
Kenaikan curah hujan itu pun diikuti dengan peningkatan suhu. Otto Endarto, seorang peneliti dari Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropis Indonesia di Kementerian Pertanian (Kementan), mengungkapkan perubahan cuaca menjadi kendala bagi tanaman apel.
Endarto menyebutkan kenaikan suhu sangat berpengaruh terhadap tanaman apel dalam memperoleh sinar matahari, air dan karbon dioksida. Hal ini berdampak pada kehadiran penyakit tanaman apel, seperti busuk batang dan kutu hijau.
ADVERTISEMENT

Terpaksa tanam jeruk

Kondisi yang tidak jelas itu memaksa banyak petani beralih untuk menanam tanaman jeruk. Tanaman ini dinilai tidak susah untuk ditanam dibandingkan apel.
“Jeruk tidak perlu banyak perawatan,” ungkap Ahmad Solikin, seorang petani apel yang beralih menanam jeruk.
Panen jeruk di sebuah pertanian di El Nobaria, timur laut Kairo, Mesir Foto: MOHAMED ABD EL GHANY/REUTERS
Ia mengungkapkan, saat menanam jeruk lebih menguntungkan dibandingkan menanam apel. Tanaman jeruk hanya perlu disemprot pestisida dua minggu sekali, lebih hemat dibanding penggunaan pestisida saat menanam apel.
Fenomena ini tentu menjadi kekhawatiran beberapa pihak, termasuk para petani apel. Mereka sangat tidak memiliki harapan lebih untuk budidaya apel di masa depan. Bahkan, menurut mereka, pertanian apel di Indonesia mungkin akan menjadi kenangan saja.