Perubahan Iklim: Salju Turun di Gurun Sahara, Suhu Arab Minus 2 Derajat Celcius

21 Januari 2021 7:37 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salju di Gurun Sahara Foto: Hamouda Ben Jerad via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Salju di Gurun Sahara Foto: Hamouda Ben Jerad via Reuters
ADVERTISEMENT
Meski di bulan Januari salju turun di beberapa negara, di gurun Afrika dan Timur Tengah keberadaan es seharusnya tidak pernah ada. Tapi awal tahun ini, salju tiba-tiba turun di Gurun Sahara, dan suhu Arab Saudi turun drastis hingga minus 2 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Seorang fotografer bernama Karim Bouchetata mengabadikan bagaimana momen langka di mana Gurun Sahara diselimuti es. Warna kuning gurun berpadu dengan salju putih, menciptakan pemandangan indah bak negeri dongeng.
Gurun Sahara mencakup sebagian besar wilayah Afrika utara dan telah mengalami perubahan suhu serta kelembaban selama beberapa ratus ribu tahun terakhir. Meski wilayah Sahara sangat kering, peneliti memprediksi dalam waktu 15.000 tahun, Sahara akan kembali hijau.
Salju juga turun di Ain Sefra, sebuah gurun di Aljazair. Suhu di sana bahkan turun hingga minus 3 derajat Celsius pada Rabu (13/1). Ain Sefra dikenal sebagai The Gateway to the Desert, berada sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh pegunungan Atlas.
ADVERTISEMENT
Sementara di Arab Saudi, orang-orang berbondong-bondong pergi ke tengah gurun di wilayah Aseer untuk melihat pemandangan langka seperti di Sahara. Penduduk di sana menumpahkan kegembiraannya dengan bermain di atas salju yang turun di Aseer, di mana pegunungan dan gurun diselimuti warna putih.
Sudah setengah abad lamanya Arab Saudi mengalami penurunan suhu drastis, mencapai minus 2 derajat Celsius. Ini tak lain karena perubahan iklim dan pemanasan global yang melanda seluruh dunia.
Perubahan iklim telah berdampak pada sejumlah aspek kehidupan, menciptakan bencana mulai dari kenaikan suhu air laut akibat es di Kutub Selatan dan Utara mencair, kenaikan suhu global sehingga menciptakan gelombang panas di beberapa negara hingga berdampak pada kebakaran hutan dan rusaknya habitat makhluk hidup.
Salju di Gurun Sahara Foto: Hamouda Ben Jerad via Reuters
Pada awal tahun 2020, misalnya, kebakaran hutan yang hebat melanda Australia bagian timur. Selang beberapa bulan, wilayah California, AS, juga mengalami kebakaran hutan yang serupa. Sementara itu, wilayah Arktik mengalami suhu yang mencengangkan di atas rata-rata berkat kebakaran hutan, yang menurut pemerintah Rusia, disebabkan oknum tak bertanggung jawab untuk menutupi penebangan hutan secara ilegal.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini telah menjadi contoh yang sangat mencolok tentang bagaimana rasanya hidup di bawah beberapa efek perubahan iklim yang paling parah yang telah kami prediksi,” kata Lesley Ott, ahli meteorologi penelitian di NASA.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengatakan bahwa kita sedang menuju bencana "kenaikan suhu 3-5C abad ini,”. "Berdamai dengan alam adalah tugas penting di abad ke-21. Ini harus menjadi prioritas utama untuk semua orang, di mana saja," kata dia.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.