Perusahaan Bioteknologi Ini Bakal Bangkitkan Burung Dodo yang Punah

4 Februari 2023 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi burung dodo. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burung dodo. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan bioteknologi, Colossal Biosciences, rela mengeluarkan miliar dolar US demi membangkitkan burung dodo raksasa yang punah sejak abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Rencana ambisius ini mungkin akan dilaksanakan mengingat perusahaan yang berbasis di Dallas, Amerika Serikat, tersebut telah mendeskripsikan seluruh genom dodo. Burung dodo adalah satu dari beberapa hewan punah yang ingin dibangkitkan lagi oleh para ilmuwan.
Colossal Bioscience sebelumnya juga berencana akan membangkitkan serigala Tasmania dan mammoth berbulu dari kepunahan. Untuk membangkitkan burung dodo, masih banyak yang mesti dilakukan.
Sebab, peneliti tidak bisa menciptakan kembali kehidupan burung dodo dari awal. Jadi mereka harus mencari cara untuk menyematkan gen dodo ke dalam embrio burung yang masih hidup dan ini bukan tugas yang mudah.
Ilustrasi burung dodo. Foto: Shutter Stock
Langka selanjutnya adalah membandingkan informasi genetik tersebut dengan gen burung kerabat dekat dodo, seperti merpati Nicobar dan Solitaire Rodriges, merpati raksasa yang sudah punah untuk mencari tahu mutasi yang membuat mereka jadi burung dodo.
ADVERTISEMENT
Ahli genetika sekaligus peneliti utama dalam proyek ini mengatakan, jika semua ini berhasil dan dodo kembali bangkit, terakhir adalah membawa mereka kembali ke Mauritius, tempat tinggalnya dulu sebelum hancur oleh manusia. Nantinya, dodo yang berhasil bangkit tidak seperti dodo yang telah punah, melainkan spesies dodo yang mirip dengan nenek moyangnya dulu.
“Rencananya sangat-sangat menantang,” kata Ewan Birney, wakil direktur Laboratorium Biologi Molekuler yang tidak terlibat dalam proyek tersebut sebagaimana dikutip The Guardian.
Tampaknya Colossal Biosciences tidak main-main dengan rencana ini. Mereka telah mengumpulkan dana 225 juta dolar sejak tahun 2021 untuk melaksanakan proyek ini. Menurut Bloomberg, nilai investasi terbaru sudah mencapai 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp 22,3 triliun (kurs Rp 14.899).
ADVERTISEMENT