Pesawat NASA Sukses Geser Orbit Asteroid, Awal Baik Misi Lindungi Bumi

12 Oktober 2022 17:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi satelit DART menghantam asteroid Dimorphos Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi satelit DART menghantam asteroid Dimorphos Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Pesawat Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA menabrak asteroid Dimorphos dalam uji coba misi melindungi Bumi dari ancaman hantaman benda luar angkasa pada 27 September 2022 kemarin. Hasil tabrakannya itu diklaim sukses menggeser Dimorphos dari orbitnya pada Rabu (12/10).
ADVERTISEMENT
DART adalah misi pertahanan Bumi yang memiliki tujuan riset mengetahui properti dari asteroid, pengetahuan penting jika sewaktu-waktu ada asteroid, meteor, atau benda luar angkasa lainnya yang berpotensi besar menghantam Bumi seperti film Armageddon. DART membuat manusia setidaknya unggul dari dinosaurus yang punah 65 juta tahun yang lalu akibat hantaman meteor.
"Dinosaurus tidak memiliki program antariksa untuk membantu mereka, tetapi kita memilikinya," kata Katherine Calvin, kepala ilmuwan dan penasihat iklim senior NASA, saat DART sukses menjalankan misi bunuh dirinya pada 27 September 2022 lalu.
Wahana DART yang hanya seukuran kereta golf dan bermassa 600 kg tersebut menabrak Dimorphos pada Selasa (27/9) pukul 06.14 WIB. Ia melaju dengan kecepatan 22.500 km/jam.

Orbit asteroid bergeser setelah ditabrak

Dimorphos (berdiameter 160 meter) adalah asteroid bulan (moonlet) yang mengorbit asteroid lebih besar, Dydimos, yang berdiameter 780 meter.
ADVERTISEMENT
NASA mengumumkan, berdasarkan observasi teleskop optik dan radar, periode orbit Dimorphos mengelilingi Dydimos menjadi lebih cepat 32 menit, berubah dari 11 jam 55 menit menjadi 11 jam 23 menit.
Hantaman DART menghasilkan 'ekor' ejekta dari Dimorphos, memiliki panjang 10.000 kilometer, dijepret oleh teleskop luar angkasa Hubble pada 8 Oktober lalu. Foto: NASA
NASA mengharapkan perubahan periode sekitar 73 detik di awal misi, tapi berhasil mendapat 25 kali lipat lebih besar. Perubahan lebih cepat dari yang diharapkan ini menunjukkan kesuksesan tahap awal sistem pertahanan planet atas ancaman asteroid.
“Misi ini menunjukkan bahwa NASA berusaha untuk siap menghadapi apa pun yang dilemparkan alam semesta kepada kita. NASA telah membuktikan bahwa kita serius sebagai pertahananan planet ini. Ini adalah momen penting untuk pertahanan planet dan seluruh umat manusia, menunjukkan komitmen dari tim dan mitra NASA yang luar biasa dari seluruh dunia,” ungkap Bill Nelson, Administrator NASA.
ADVERTISEMENT

Ancaman asteroid dan pentingnya misi DART

Ada banyak batuan luar angkasa mengembara bebas di tata surya, mulai dari seukuran kerikil hingga seukuran bus. Asteroid tersebut menyebar dari orbit Merkurius, sabuk asteroid, hingga di pinggir tata surya di sabuk Kuiper.
Di antara asteroid-asteroid tersebut, ada beberapa yang mengelilingi Matahari di jarak yang dekat dengan orbit Bumi, disebut Near Earth Object (NEO). Beberapa NEO ini, berdasarkan permodelan beberapa ratus tahun ke depan, ada yang menampakkan potensi kecil menghantam Bumi.
Dikutip dari data Center of Near Earth Object Studies (CNOS), total ada 23 asteroid NEO yang punya potensi menghantam bumi dari 50 tahun hingga 800 tahun ke depan. Contoh salah satunya adalah asteroid Bennu yang punya potensi kumulatif 0.057 persen menabrak bumi dari tahun 2178 hingga 2290. Jumlah ini bahkan lebih kecil lagi jika dibandingkan jumlah keseluruhan asteroid NEO, yakni 26 ribu lebih.
ADVERTISEMENT
Film Armageddon dan Deep Impact yang masuk bioskop pada 1998 sama-sama mengangkat premis malapetaka asteroid raksasa. Film tersebut bercerita, asteroid masing-masing berukuran 7 dan 10 kilometer sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Di film tersebut, pemegang kepentingan bersama dengan ilmuwan sepakat untuk mengebor asteroid tersebut lalu meledakkan bom atom dari inti batuan.
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
Lalu, bagaimana skenario dunia nyatanya?
Berbeda dengan metode brutal ala kedua film di atas, laporan NASA kepada Kongres AS pada 2007 menulis solusi dari hantaman asteroid adalah memberi hantaman kinetik yang cukup untuk membelokkan lintasan asteroid. Sementara pengeboman berpotensi memecah belah batu luar angkasa menjadi fragmen kecil yang lebih sulit dikontrol.
Di sinilah DART hadir. Pergeseran orbit Dimorphos akan memberi tahu mekanik dari asteroid, dan harapannya, memberi pengetahuan berharga untuk pertahanan planet terhadap serangan asteroid, sehingga kejadian dinosaurus punah massal pada 66 juta tahun yang lalu tidak terulang.
ADVERTISEMENT
“DART telah memberi kami beberapa data menarik tentang sifat asteroid dan efektivitas penabrak kinetik sebagai teknologi pertahanan planet,” kata Nancy Chabot, kepala koordinasi DART dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL) di Laurel, Maryland. “Tim DART terus bekerja pada kumpulan data yang kaya ini untuk sepenuhnya memahami uji pertahanan planet pertama dari defleksi asteroid ini.”