Pesawat yang Dirancang untuk 'Hari Kiamat' Malah Keok Ditabrak Burung

22 Oktober 2019 6:57 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat E-68 Mercury milik angkatan laut AS. Foto: Balon Greyjoy via wikimedia commos.
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat E-68 Mercury milik angkatan laut AS. Foto: Balon Greyjoy via wikimedia commos.
ADVERTISEMENT
E-6B Mercury adalah pesawat Boeing 707 milik militer Amerika Serikat yang dirancang untuk tahan menghadapi ledakan nuklir. Tapi, di balik kehebatannya menghadapi ledakan nuklir, "pesawat hari kiamat" ini ternyata malah keok ditabrak seekor burung.
ADVERTISEMENT
Seekor burung membuat salah satu di antara empat mesin E-6B rusak pada 2 Oktober lalu. Pihak Angkatan Laut AS menyebut kejadian itu sebagai "kecelakaan Kelas A" yang berarti ini menyebabkan kerugian di atas 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 28 miliar akibat kerusakan, kematian, atau cacat permanen.
Tim Boulay, juru bicara Naval Air Warfare Center Aircraft Division, menjelaskan bahwa kecelakaan ini terjadi ketika E-6B Mercury melakukan manuver mendarat dan lepas landas. Ia mengungkap, sebagaimana dilansir Live Science, bahwa hal ini terjadi di Naval Air Station Patuxent River di Maryland, AS.
Untungnya, tidak ada korban jiwa akibat kejadian tabrakan antara burung dengan pesawat ini. Menurut laporan, pesawat berhasil mendarat dengan aman pada pukul 3.12 sore waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Sekarang, pesawat E-68 Mercury sendiri telah menjalani perbaikan dan kembali bertugas.
"Mesin yang rusak telah diganti dan pesawat ini telah kembali mengudara," ungkap Boulay, kepada Military.
Pesawat E-68 Mercury milik angkatan laut AS. Foto: Alan Radecki Akradecki via wikimedia commons.
Kejadian kecelakaan Kelas A sudah dua kali terjadi pada 'pesawat hari kiamat' ini. Pada Februari lalu, pesawat E-68 lain menabrak hangar pesawat saat sedang dipindahkan.
Pesawat E-68 Mercury sendiri punya tugas menjadi pusat komando dan komunikasi AL AS jika terjadi perang nuklir. Menurut Center for the National Interest AS, sistem pesawat ini dirancang untuk bisa bertahan dari dampak hantaman elektromagnetik yang berasal dari ledakan bom nuklir di bawahnya.
E-68 Mercury menggunakan sistem komunikasi frekuensi rendah. Ini membuat para pemimpin AL AS bisa berkomunikasi dengan kapal selam di lautan yang membawa senjata nuklir mereka.
Ilustrasi bom nuklir Foto: WikiImages/pixabay
Selain itu, pesawat ini juga bisa memiliki sistem kendali rudal jarak jauh. Ini berarti para pemimpin militer AS bisa meluncurkan rudal antar benua dari pesawat ini.
ADVERTISEMENT
Kejadian burung menabrak pesawat memang lumayan sering terjadi. Menurut Department of Defense Partners in Flight (DoD PIF), setiap tahun ada 3.000 kejadian pesawat militer AS ditabrak hewan liar.
Telah banyak program yang dilakukan untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi lagi. Misalnya, dengan melakukan modifikasi habitat dan menakuti burung agar menjauhi landasan terbang. Tapi, DoD PIF menambahkan bahwa memahami perilaku dan gerakan burung di lingkungan daerah landasan terbang juga termasuk faktor penting untuk mengurangi kecelakaan seperti ini.