Pneumonia: Definisi, Gejala Penyebab Pencegahan dan Pengobatan

10 Februari 2021 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang pria batuk saat di pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pria batuk saat di pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan yang menyerang kantung udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru manusia. Alveoli akan terisi cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernafas. Berbagai organisme, seperi bakteri, virus, dan jamur dapat menyebabkan pneumonia.
ADVERTISEMENT

Gejala Pneumonia

Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari yang ringan hingga parah. Gejala pneumonia tergantung pada faktor-faktor seperti jenis organisme yang menyebabkan infeksi, usia, dan kondisi kesehatan seseorang. Tanda dan gejala ringan seringkali mirip dengan flu atau pilek, tetapi bertahan lebih lama.
Gejala pneumonia di antaranya, nyeri dada saat bernafas, batuk berdahak, demam, mual, perasaan lelah, sakit kepala, nyeri otot, diare, dan warna kulit kehitaman atau keunguan akibat darah yang kekurangan oksigen (sianosis).
Selain gejala tersebut, beberapa gejala juga ditemukan pada seseorang yang berusia renta seperti kebingungan atau perubahan kesadaran mental (delirium). Sedangkan pada bayi yang mengidap pneumonia biasanya ditandai dengan muntah, gelisah, kurangnya energi, dan kesulitan makan atau minum.
ADVERTISEMENT

Penyebab Pneumonia

Bakteri dan virus adalah penyebab utama pneumonia. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui batuk, bersin, dan menyebar ke beberapa benda melalui sentuhan. Tubuh manusia biasanya akan mencegah kuman tersebut menginfeksi paru-paru, tetapi terkadang kuman tersebut dapat mengalahkan sistem kekebalan tubuh yang kemudian menetap di alveoli dan berkembang biak setelah seseorang menghirupnya.
Bakteri paling umum yang menyebabkan pneumonia di Amerika Serikat adalah Streptococcus pneumoniae. Jenis pneumonia ini dapat terjadi dengan sendirinya atau setelah terserang penyakit flu. Pada kondisi ini bakteri dapat mempengaruhi salah satu bagian paru-paru (lobus) yang disebut pneumonia lobar.
Selain bakteri Streptococcus pneumoniae, pneumonia juga disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Legionella pneumophila.
Beberapa virus tercatat dapat menyebabkan pneumonia di antaranya, influenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan Rhinovirus. Pneumonia virus biasanya lebih ringan dan dapat membaik dalam satu sampai tiga minggu tanpa pengobatan. Sedangkan pneumonia akibat jamur disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii dan beberapa spesies jamur dari Cryptococcus dan Histoplasmosis yang berasal dari tanah atau kotoran burung.
ADVERTISEMENT

Faktor risiko lainnya

Meskipun pneumonia bisa menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang lebih rentan terkena pneumonia dalam beberapa kondisi seperti:
Ilustrasi anak sakit Foto: Shutterstock
Mengutip Medical News Today, beberapa kelompok juga lebih rentan terkena pneumonia di antaranya suku asli Alaska dan beberapa etnis pribumi Amerika.
ADVERTISEMENT
Menemui dokter atau melakukan tindakan medis lebih serius bisa dilakukan jika kondisi seseorang sudah mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam terus-menerus dengan suhu sekitar 102 F (39 C), denyut jantung di bawah 50 atau di atas 100, bernafas dengan cepat (30 napas atau lebih dalam satu menit), membutuhkan bantuan pernapasan, dan fungsi ginjal menurun.

Pencegahan

Garis pertahanan pertama melawan pneumonia adalah melalui vaksinasi. Ada beberapa vaksin yang dapat membantu mencegah pneumonia.
Beberapa vaksin tersedia untuk mencegah beberapa jenis pneumonia di antaranya vaksin pneumovax 23 dan vaksin Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Pedoman vaksinasi telah berubah seiring waktu, jadi pastikan untuk meninjau status vaksinasi dengan konsultasi kepada dokter.

Jaga kebersihan

Untuk melindungi diri dari infeksi saluran pernapasan yang terkadang menyebabkan pneumonia, seseorang harus terbiasa melakukan cuci tangan secara teratur, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, menutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin, dan segera buang tisu bekas.
ADVERTISEMENT

Tidak merokok

Merokok merusak pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi pernapasan.

Jaga imun

Tidur yang cukup, olahraga teratur dan makan makanan yang sehat adalah beberapa cara untuk menjaga sistem kekebalan tubuh
Menurut National Institutes of Health (NIH), vaksin pneumonia tidak akan mencegah semua kasus penyakit pneumonia. Akan tetapi, seseorang yang divaksin akan memiliki penyakit yang lebih ringan dan risiko komplikasi yang lebih rendah.

Pneumonia pada anak

Pneumonia bisa menjadi kondisi masa kanak-kanak yang agak umum. Para peneliti memperkirakan ada 120 juta kasus pneumonia pada anak di seluruh dunia setiap tahun. Penyebab pneumonia pada masa kanak-kanak dapat bervariasi menurut usia.
Misalnya, pneumonia akibat virus Streptococcus pneumoniae yang mengganggu pernapasan atau Haemophilus influenzae lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae sering ditemukan pada anak-anak berusia 5 – 13 tahun. Mycoplasma pneumoniae adalah bentuk pneumonia yang lebih ringan. Gejala yang terlihat jika anak-anak terkena pheumonia adalah kesulitan bernafas, tidak nafsu makan, batuk, demam, kekurangan energi, dan dehidrasi.
Penanganan seperti banyak istirahat dan asupan cairan secara teratur dapat mengurangi gejala pneumonia pada anak. Selain itu, orang dewasa juga tidak boleh merokok di sekitar anak-anak.

Pneumonia saat hamil

Wanita hamil lebih berisiko mengalami kondisi seperti pneumonia karena penekanan alami dari sistem kekebalan yang terjadi saat hamil. Pneumonia pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti kelahiran prematur. Segera konsultasikan pada dokter jika ibu hamil mengalami gejala pneumonia untuk penanganan medis lebih lanjut.
ADVERTISEMENT

Pengobatan

Perawatan untuk pneumonia melibatkan penyembuhan infeksi dan mencegah komplikasi. Perawatan khusus tergantung pada jenis dan tingkat keparahan pneumonia, usia, dan kondisi kesehatan seseorang. Berikut adalah opsi pengobatan pneumonia.
Antibiotik. Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri. Mungkin perlu waktu untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia dan memilih antibiotik terbaik untuk mengobatinya. Jika gejala tidak kunjung membaik, dokter akan merekomendasikan antibiotik yang berbeda.
Obat batuk. Obat ini bisa digunakan untuk meredakan batuk agar bisa istirahat. Karena batuk membantu mengendurkan dan mengeluarkan cairan dari paru-paru, sebaiknya tubuh tidak menghilangkan batuk sepenuhnya. Jika ingin mencoba pereda batuk, gunakan dosis terendah yang membantu tubuh istirahat.
Pengurang demam / pereda nyeri. Seseorang yang terkena pneumonia dapat meminum obat pengurang demam atau pereda nyeri sesuai dengan kebutuhan, di antaranya aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB) dan acetaminophen (Tylenol).
ADVERTISEMENT
Berkumur air garam atau minum teh peppermint. Meskipun hal tersebut tidak benar-benar mengobati pneumonia, namun metode tersebut dapat membantu meringankan gejala batuk secara alami.
Meskipun pengobatan rumahan dapat membantu meringankan gejala, penting untuk tetap berpegang pada rencana perawatan yang disarankan oleh dokter.

Pemulihan pneumonia

Kesembuhan seseorang dari pneumonia tergantung dari jenis pneumonia, tingkat keparahan, dan kesehatan tubuh secara umum. Orang yang berusia muda mungkin akan kembali normal dalam seminggu setelah melakukan perawatan.
Orang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dan mungkin mengalami kelelahan yang berkepanjangan. Jika mengalami gejala yang parah, pemulihan mungkin akan memakan waktu beberapa minggu.
Untuk membantu pemulihan dari pneumonia, seseorang harus tetap berpegang pada rencana perawatan yang telah dikembangkan dokter dan meminum semua obat sesuai petunjuk. Pastikan tubuh mendapatkan istirahat dan cairan yang cukup. Konsultasi kepada dokter secara berkala untuk memastikan tubuh sudah bebas dari infeksi pneumonia.
ADVERTISEMENT
(MRT)