Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Pohon Berusia 14.300 Tahun Ungkap Peristiwa Badai Matahari Dahsyat
15 Oktober 2023 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Bukti badai Matahari terkuat sepanjang sejarah manusia ditemukan di tempat yang tak terduga, yakni sebuah pohon berusia 14.300 tahun. Badai Matahari dahsyat ini diperkirakan 10 kali lebih kuat dari Peristiwa Carrington 1859 yang saat itu menyebabkan kekacauan pada sistem telegraf.
ADVERTISEMENT
Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society A Mathematical Physical and Engineering Sciences menemukan lonjakan radiokarbon di dalam lingkaran pohon kuno berusia 14.300 tahun di Pegunungan Alpen Prancis mengungkap peristiwa badai Matahari dahsyat dan potensi bahaya yang bisa ditimbulkan bagi manusia jika terjadi sekarang.
“Radiokarbon secara terus-menerus diproduksi di bagian atas atmosfer melalui serangkaian reaksi yang dimulai oleh sinar kosmik (semburan partikel berenergi tinggi yang datang dari luar tata surya),” kata Tim Heaton, profesor statistik terapan di University of Leeds, Inggris, yang juga rekan penulis penelitian.
“Secara umum, Matahari (dan medan magnet Bumi) membantu melindungi kita dari pemboman sinar kosmik galaksi–sehingga biasanya ketika Matahari lebih aktif, produksi radiokarbon lebih sedikit.”
Sebelumnya pada 2012, Fusa Miyake juga pernah menemukan lonjakan kadar radiokarbon pada sebuah pohon di Jepang. Awalnya lonjakan ini diduga disebabkan oleh supernova. Namun penelitian lanjutan menemukan bahwa ini disebabkan badai Matahari besar.
ADVERTISEMENT
“Badai ekstrem seperti ini akan mengeluarkan partikel berenergi tinggi dalam jumlah besar dari Matahari. Partikel Matahari berenergi tinggi ini akan memasuki atmosfer Bumi, menyebabkan lonjakan produksi radiokarbon secara tiba-tiba,” kata Heaton, sebagaimana dikutip Newsweek.
Lonjakan radiokarbon pada lingkaran pohon berusia 14.300 tahun itu ternyata sejalan dengan pola kadar berilium di inti es Greenland. Ini menunjukkan bahwa lonjakan tersebut disebabkan oleh badai Matahari dahsyat.
“Kami memeriksa lonjakan radiokarbon berusia 14.300 tahun dengan membandingkannya dengan berilium-10 yang ditemukan di inti es Greenland,” kata Heaton.
Berilium-10 adalah isotop kimia lain yang diproduksi dengan cara yang mirip dengan radiokarbon.
“Fakta bahwa peristiwa 14.300 tahun ini didukung oleh radiokarbon dan berilium-10 menunjukkan bahwa lonjakan produksi besar-besaran yang kamu temukan adalah nyata. Hal ini juga mendukung asal mula peristiwa ledakan besar-besaran badai Matahari yang jauh lebih besar daripada yang teridentifikasi selama ini,” tambahnya.
Badai Matahari pada 14.300 tahun lalu yang diberi nama Peristiwa Miyake dan Peristiwa Carrington disebabkan oleh jilatan api Matahari, yang merupakan pancaran sinar-X kuat dari api raksasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Badai Matahari di zaman modern bisa berdampak buruk bagi kehidupan di Bumi, termasuk menyebabkan gangguan infrastruktur secara global, menyebabkan aurora sangat bersinar terang di malam hari. Badai Matahari juga bisa menyebabkan kerugian senilai triliunan dolar AS.
Penemuan jejak badai Matahari di pohon menandakan bahwa kemungkinan peristiwa yang sama akan kembali menghantam Bumi di masa depan.
“Jika badai Matahari serupa terjadi hari ini, hal ini dapat menjadi bencana besar bagi masyarakat karena kita sangat bergantung pada teknologi. Dalam skenario terburuk, diperkirakan dampak badai matahari ekstrem dapat menyebabkan kerugian miliaran, atau bahkan triliunan dolar," kata Heaton.
“Namun, sekali lagi, hal ini agak sulit untuk diketahui secara pasti karena masyarakat modern belum pernah mengalami badai seperti ini secara langsung dan kita tidak benar-benar mengetahui seberapa tangguh teknologi yang kita miliki saat ini.”
ADVERTISEMENT