Potongan Kain Ungu Kuno Ditemukan, Diduga dari Zaman Nabi Daud dan Sulaiman

3 Februari 2021 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fragmen tekstil wol yang dihias dengan benang yang diwarnai dengan warna ungu.  Foto: Israel Antiquities Authority/Dafna Gazit
zoom-in-whitePerbesar
Fragmen tekstil wol yang dihias dengan benang yang diwarnai dengan warna ungu. Foto: Israel Antiquities Authority/Dafna Gazit
ADVERTISEMENT
Para arkeolog Israel telah menemukan potongan kain yang diwarnai dengan pigmen ungu kuno. Pada zaman Alkitab, warna ungu digunakan untuk keluarga kerajaan, dan kain tersebut diduga pernah dipakai oleh kalangan kerajaan, seperti raja Daud dan Sulaiman. Dalam Islam, Daud dan Sulaiman merupakan Nabi.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan dalam jurnal PLOS One, penulis studi menjelaskan bagaimana mereka menemukan tiga sampel kain ungu di tempat peleburan tembaga Zaman Besi, di mana pigmen ungu pada kain diwarnai menggunakan pewarna terbuat dari moluska Mediterania.
Penggunaan pigmen dari moluska pernah disinggung dalam teks agama, kendati hingga saat ini satu-satunya bukti yang ada hanya pada keramik, berupa noda dan tumpukan cangkang moluska yang dibuang.
"Ini adalah bagian pertama dari tekstil yang pernah ditemukan dari zaman Daud dan Sulaiman yang diwarnai dengan pewarna ungu yang bergengsi," ujar Dr Naama Sukenik, penulis utama studi dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip IFL Science.
Serat wol yang diwarnai pigmen ungu. Foto: Israel Antiquities Authority/Gafna Gazit
Adapun para arkeolog menemukan tekstil langka saat menggali situs bernama Bukit Budak, yang terletak di Lembah Timna di Israel selatan.
ADVERTISEMENT
“Di zaman kuno, pakaian ungu dikaitkan dengan bangsawan dan pendeta. Faktanya, Warna ungu yang indah ini tidak pudar, dan (saat itu orang) kesulitan memproduksi pewarna yang ditemukan dalam jumlah kecil di tubuh moluska, ini menjadikan pewarna bernilai tinggi, seringkali harganya lebih mahal daripada emas," katanya.
Hasil penanggalan karbon menunjukkan fragmen kain diperkirakan berusia 3.000 tahun. Terdiri dari sepotong kain tenun, rumbai, dan gumpalan serat wol. Menurut peneliti, sampel tersebut sangat cocok dengan kain yang digunakan kerajaan Daud dan Sulaiman. Daud dan Sulaiman muncul dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Menurut penulis Romawi, Pliny the Elder, pewarna ungu dihasilkan dari pigmen yang ditemukan pada tiga spesies siput laut yang berbeda, yaitu Banded Dye-Murex (Hexaplex trunculus), Spiny Dye-Murex (Bolinus brandaris), dan Red-Mouthed Rock-Shell (Stramonita haemastoma).
Wisatawan menikmati suasana di Laut Merah. Foto: Pixabay
Menggunakan teknik kromatografi cair tekanan tinggi, para peneliti dapat memastikan bahwa kain yang diwarnai memang mengandung pigmen dari moluska, menunjukkan bahwa warna tersebut adalah warna "ungu kerajaan" asli.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tidak ada spesies siput laut yang menjadi bahan pembuatan pewarna ditemukan di Laut Merah yang berbatasan dengan Israel. Sebaliknya, mereka siput laut menghuni perairan Mediterania dan Timur Tengah. Ini artinya, ada jalur perdagangan yang mapan di seluruh kawasan.
Karena siput laut menghasilkan pigmen yang sangat terbatas, maka diperlukan banyak siput untuk menghasilkan pakaian warna ungu kerajaan. Dengan menggabungkan tiga spesies berbeda serta mengendalikan paparan cahaya selama proses produksi, para pengrajin dapat mengubah warna, menghasilkan rona merah atau biru.
“Sisa-sisa kain berwarna ungu yang kami temukan tidak hanya yang paling kuno di Israel, tetapi di Levant Selatan secara umum,” kata Sukenik.