Potret Bumi Dilihat pada Sudut 360º dari Luar Angkasa Pakai Kamera Insta360

Penampakan Bumi dilihat dari sudut 360 derajat di luar angkasa. Foto: Insta360

Awal tahun ini, perusahaan Insta360 tengah menjalankan misi luar angkasa sendiri dengan mengirim dua kamera ke orbit rendah Bumi. Kamera tersebut disebut Insta360 X2 yang bisa menangkap pemandangan Bumi dari sudut 360 derajat. Kini hasil jepretan kamera tersebut sudah dibagikan di media Instagram.

Bukan kali ini saja Insta360 berhasil mengambil gambar dengan kualitas luar biasa. Namun, luar angkasa adalah lingkungan yang sangat berbeda. Suhu ekstrem di luar angkasa berkisar antara -70 hingga 50 derajat Celcius bisa memengaruhi kamera yang berada 500 kilometer di atas permukaan Bumi.

Bukan hanya itu, kamera juga harus bisa menahan paparan radiasi yang meningkat karena ketiadaan atmosfer, dan ini dapat membahayakan elektronik. Ia juga harus tahan terhadap guncangan dan getaran dari roket. Ditambah, tidak ada orang di sana yang bisa memperbaiki atau mengubah posisi kamera jika terjadi kesalahan.

Dalam misi ini, Insta360 bekerja sama dengan Media Strom dan perusahaan satelit Spacety yang menciptakan gambar Synthetic Aperture Radar Images of Earth. Para ahli harus menyesuaikan kamera dengan kondisi ekstrem luar angkasa dengan modifikasi pada lensa, motherboard, dan casing.

Lem pada segel dan plastik pada kamera juga harus disesuaikan dan diuji secara ekstensif untuk melindunginya dari radiasi, kertas emas juga disematkan sebagai pelindung.

Semua perlengkapan ini melahirkan kamera yang mampu bertahan di lingkungan keras, kamera juga bisa berputar perlahan, menyesuaikan sudut dan posisi pengambilan gambar untuk menghasilkan beberapa bidikan fantastis.

Dalam jepretan kamera Insta360 X2 yang menempel di sebuah satelit, terlihat bagaimana bintang dan galaksi tampak sangat jelas jika dilihat di luar angkasa, termasuk Bumi dengan warna biru yang kontras. Ini menciptakan pemandangan menakjubkan dan luar biasa.

Insta360 X2 sendiri pertama kali diluncurkan pada Januari 2023, dan diperkirakan akan berfungsi hingga 2026, tepatnya ketika satelit akan mengalami deorbit. Satelit akan jatuh dan terbakar di atmosfer hingga kembali masuk Bumi.