Potret Es Antartika 'Berdarah' dari Manakah Asal Usulnya?

17 Juni 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapisan es di Antarktika 'berdarah'. Foto: Peter Rejcek/National Science Foundation
zoom-in-whitePerbesar
Lapisan es di Antarktika 'berdarah'. Foto: Peter Rejcek/National Science Foundation
ADVERTISEMENT
Foto yang kamu lihat di atas adalah potret Blood Falls atau air terjun 'berdarah' di Antartika. Air berwarna merah tua ini secara sporadis mengalir keluar dari celah di Gletser Taylor menuju Danau Bonney di Antarktika Timur.
ADVERTISEMENT
Blood Falls terlihat pekat karena penampakannya yang menyerupai merah darah. Tentu warnanya amat mencolok karena lapisan di sekelilingnya didominasi oleh tebalnya es berwana putih, seputih salju.
Ahli geografi, antropolog, dan penjelajah Thomas Griffith Taylor pertama kali mendokumentasikan air terjun tersebut pada tahun 1911 ketika ia sedang mengikuti ekspedisi Terra Nova. Tempat gletser itu mengalir dinamai dari nama Taylor yakni Taylor Valley.
Saat itu, Taylor dan timnya menduga, warna merah air disebabkan oleh ganggang merah, namun nyatanya bukan. Menurut kamu, warna merah itu disebabkan oleh apa?
Penelitian terkini mengungkapkan bahwa air terjun itu bisa berwarna merah karena kaya akan zat besi. Zat itu bereaksi dengan oksigen di udara ketika air keluar dari gletser, sehingga menghasilkan warna merah darah.
ADVERTISEMENT
“Gletser Taylor adalah gletser terdingin yang diketahui memiliki air yang terus mengalir,” kata penulis utama Erin Pettit , seorang profesor di College of Earth, Ocean and Atmospheric Sciences di Oregon State University, dilansir Live Science.
Air di Blood Falls bersifat asin, hal ini menunjukkan adanya sumber air asin yang terpisah di dalam gletser. Pada tahun 2017, para peneliti menemukan jantung air terjun yang tersembunyi sekitar 1.300 kaki (400 meter) di bawah es dan 300 kaki (90 meter) dari air terjun berwarna merah darah.
Ukuran mata air itu belum diketahui. Para peneliti memperkirakan waduk tersebut terbentuk ketika air laut kuno membanjiri Lembah Kering McMurdo, alias deretan lembah yang sebagian besar bebas salju yang mencakup Lembah Taylor, sebelum Gletser Taylor membeku. Waktu terjadinya banjir ini tidak jelas, dengan perkiraan berkisar antara 5,5 juta dan 20.000 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Studi tahun 2017 mengungkapkan bahwa air di reservoir itu berbentuk cair, meskipun gletser stabil pada suhu jauh di bawah titik beku. Hal ini dimungkinkan karena air melepaskan panas saat membeku, sehingga menghangatkan daerah sekitarnya, dan karena air asin memerlukan suhu yang lebih dingin untuk membeku ketimbang air tawar.