Potret Mengerikan 1.200 T Ikan Mati di Laut Jepang, Gara-gara Limbah Fukushima?

16 Desember 2023 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ribuan ikan sarden mati. Foto: Jose Luis Saavedra/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ribuan ikan sarden mati. Foto: Jose Luis Saavedra/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekitar 1.200 ton ikan ditemukan mati terdampar di sebuah pantai di Jepang dan penyebabnya masih menjadi misteri. Pihak berwenang setempat mencoba meredam anggapan bahwa semua ini disebabkan oleh pelepasan air limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan surat kabar lokal Asahi Shimbun, jutaan ikan sarden dan makarel ditemukan mati dalam jumlah besar. Mereka terdampar di sepanjang garis pantai kota Hakodate di pulau paling utara Jepang sejak 7 Desember 2023.
Hampir 900 kilometer jauhnya dari pelabuhan Nakiri di Shima, Jepang Tengah, ikan sarden atau yang disebut sappa oleh masyarakat setempat juga ditemukan mati dalam jumlah besar pada 13 Desember 2023.
“Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” kata seorang nelayan yang bekerja di Nakiri selama 25 tahun kepada surat kabar tersebut. “Baru sekitar tahun lalu kami mulai menangkap sappa di Nakiri. Ini membuat saya merasa ekosistem laut telah berubah.”
Peneliti di Organisasi Penelitian Hokkaido menjelaskan, kematian massal seperti ini dapat terjadi karena perubahan suhu air secara mendadak, atau terjadi ketika gerombolan ikan melarikan diri dari lumba-lumba dan predator lain.
ADVERTISEMENT
The Mail Online, sebuah tabloid Inggris, melaporkan bahwa kematian massal ikan sarden tersebut telah menciptakan persepsi di masyarakat bahwa pelepasan air radioaktif yang sudah diolah dari pembangkit tenaga nuklir Fukushima ke lautlah penyebabnya. Klaim serupa juga banyak diunggah di media sosial.
Pada Agustus lalu, Jepang memang diketahui telah mengambil langkah kontroversial dengan membuang limbah air radioaktif dari bencana nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik. Rencana ini telah membuat banyak orang di Jepang dan negara sekitarnya khawatir, termasuk China dan Korea Selatan.
LSM Lingkungan Hidup Greenpeace, mengatakan bahwa pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang telah menganggap Samudera Pasifik sebagai tempat pembuangan sampah.
Namur, pihak berwenang Jepang mengklaim air radioaktif itu telah diolah dan diencerkan secara ekstensif sehingga kadarnya jauh di bawah batas peraturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, air tersebut aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, pihak berwenang Jepang berpendapat tidak ada alasan untuk percaya bahwa air limbah Fukushima adalah penyebab jutaan ikan sarden mati Hakodate dan Nakiri.
“Tidak ada keanehan yang ditemukan dalam hasil survei pemantauan air. Kami prihatin dengan penyebaran informasi yang tidak berdasarkan bukti ilmiah,” papar Badan Perikanan Hakodate.