Potret Siput 'Lapis Baja' Bersisik Besi Penghuni Dasar Samudra

1 Juni 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Potret Siput 'Lapis Baja' Bersisik Besi Penghuni Dasar Samudra
Siput bukan sembarang siput. Ia punya cangkang besi dan sisik melindungi kakinya. Dari mana asalnya?
kumparanSAINS
Siput bercangkang besi. Foto: HKUST
zoom-in-whitePerbesar
Siput bercangkang besi. Foto: HKUST
ADVERTISEMENT
Jauh di dasar laut Samudra Hindia, hidup spesies siput dengan bentuk tubuh yang tak biasa. Ia punya cangkang super keras dan sisik besi yang melindungi kakinya.
ADVERTISEMENT
Siput bersisik ini memiliki nama latin Chrysomallon squamiferum. Ia tinggal di celah hidrotermal di dasar laut Samudra Hindia, tepatnya di sebelah timur Mauritius, sebuah pulau di lepas pantai tenggara Afrika.
Sisik di kakinya merupakan bagian dari cara bertahan hidup yang telah turun temurun diwariskan. Sisik yang dimiliki siput ini benar-benar terbuat dari besi.
Bagaimana mungkin siput yang tinggal di dasar laut punya sisik sekeras itu? C. squamiferum rupanya punya kemampuan menyerap mineral dari cairan panas yang dimuntahkan oleh ventilasi hidrotermal di dasar Samudra Hindia.
Di lokasi ini, suhu air bisa mencapai 400 derajat celsius. Karena lingkungan tempatnya hidup yang ekstrem inilah siput menjelma jadi 'tameng super' untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Dilansir Live Science, sisik siput ini terbentuk dari sulfur yang bereaksi dengan ion besi dan membentuk nanopartikel besi sulfida. Di bagian luar, cangkangnya dilapisi besi sulfida yang membuatnya susah dimangsa.
Spesies ini merupakan satu-satunya hewan multiseluler yang diketahui punya cangkang besi. Ada cerita unik di balik siput ini. Museum Nasional Wales pernah memperoleh sepasang spesimen pada tahun 2015. Saat itu. Kurator diminta tidak mencelupkan siput ke air dalam larutan pengawet. Jika tidak, maka siput akan mulai berkarat.
Di balik itu semua, ternyata siput ini memiliki jantung yang besar. Ukurannya sekitar 4 persen dari volume seluruh tubuhnya. Hal ini bisa saja terjadi mengingat habitat siput yang ada di laut dalam dengan kadar oksigen yang minim.
ADVERTISEMENT
Siput ini punya ukuran cangkang 5 centimeter dan mendapat julukan "trenggiling laut" karena kemiripannya dengan mamalia darat berkulit tebal. Siput ini merupakan hewan hemaprodit alias punya dua jenis kelamin jantan dan betina.
Pada tahun 2019, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menambahkan siput berkaki bersisik ini ke dalam Daftar Merah spesies yang terancam punah. Siput tersebut menjadi hewan pertama yang masuk dalam daftar "terancam punah" karena tiga lokasi habitatnya terancam akibat penambangan di laut dalam.