Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Praktik Vampire Facial, Perawatan Wajah dengan Darah, di AS Ditutup
13 September 2018 9:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Vampire facial adalah metode perawatan kecantikan yang cukup ekstrem karena menggunakan darah sendiri untuk perawatan wajah. Facial macam ini menjadi populer karena dilakukan oleh Kim Kardashian di Amerika Serikat dan kemudian ikut dipraktikkan juga oleh beberapa klinik kecantikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Praktik facial ini kemudian menimbulkan kontroversi terutama karena penggunaan darah untuk kemudian dijadikan serum yang disuntikkan ke wajah. Salah satu kontroversi yang muncul adalah seperti yang terjadi di AS.
Sebuah spa kecantikan bernama VIP Spa di Albuquerque, New Mexico, AS, ditutup oleh otoritas kesehatan setempat karena adanya kekhawatiran dari para pasien. Mereka khawatir praktik facial ini menyebabkan infeksi dan menularkan penyakit melalui darah.
Selain itu, New Mexico Department of Health (NMDOH) dalam sebuah peringatan yang dikeluarkan pada Senin (10/9) juga menyarankan agar siapa saja yang pernah melakukan facial ini untuk memeriksakan diri dan darah mereka karena dikhawatirkan mereka tertular penyakit.
"Bagi siapapun yang melakukan vampire facial atau perawatan dengan suntikan lainnya di VIP Spa di Tijeras Avenue harus memeriksakan darah mereka untuk mengetahui apakah Anda mengalami infeksi," kata Sekretaris Kabinet NMDOH Lynn Gallagher, sebagaimana dilansir Science Alert.
ADVERTISEMENT
Peringatan tersebut dikeluarkan NMDOH setelah pada Jumat lalu mereka melakukan inspeksi terhadap VIP Spa dan hasilnya ditemukan bahwa praktik facial yang dilakukan klinik kecantikan tersebut bisa berpotensi menyebarkan infeksi penyakit yang ditularkan melalui darah, seperti HIV dan hepatitis B dan C ke pelanggannya.
Menurut NMDOH, inspeksi terhadap VIP Spa dilakukan setelah salah satu pelanggan mengalami infeksi yang mungkin terjadi setelah ia melakukan perawatan di spa tersebut.
Sampai saat ini, NMDOH masih melakukan pemeriksaan terutama pada tempat penyimpanan, penanganan, dan pembuangan jarum praktik spa tersebut.
Sementara itu, pemilik spa, Luly Ruiz, mengatakan bahwa ia selalu membuang jarum bekas pakai dan tidak pernah menggunakannya secara ulang.
“Saya membuka jarum baru di depan pelanggan saya ketika mereka datang,” kata Ruiz. “Saya ingin pelanggan saya yakin dan semua senang karena tahu bahwa diri mereka aman.”
ADVERTISEMENT
Vampire facial ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil darah dari pasien, seperti saat melakukan donor darah. Kemudian, darah tersebut ditaruh dalam sebuah sentrifugal dan diputar dengan kecepatan tinggi hingga plasmanya terpisah.
Plasma yang biasanya memiliki warna kekuningan ini kemudian disuntikkan ke wajah atau bagian tubuh lain.
Selain penyuntikan plasma darah, dalam praktik facial ini dilakukan juga microneedling, yaitu treatment yang melibatkan penusukan jarum-jarum kecil sepanjang kurang dari 2,5 milimeter ke dalam kulit dengan menggunakan alat khusus. Kulit wajah biasanya akan berdarah setelah menjalani microneedling.
Di Indonesia sendiri belum ada penutupan terhadap praktik vampire facial. Di sini facial macam ini dipromosikan sebagai metode perawatan kecantikan yang mampu menghilangkan jerawat dan bopeng-bopeng di wajah.
ADVERTISEMENT