Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Prasasti Batu Bertuliskan Aksara Jawa Kuno Ditemukan di Situs Candi Puthuk
16 Februari 2022 12:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Prasasti batu tulis itu ditemukan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ketika melakukan penggalian di sisi tengah dan timur situs. Artefak berbentuk persegi enam ini tertimbun tanah dengan keadaan kurang baik, di mana beberapa bagian artefak tampak pecah.
Dalam akun Instagram resmi Pemerintah Gemekan dijelaskan, bagian atas prasasti batu tulis tampak terbelah sehingga membuat tulisan tidak utuh. Diduga disebabkan oleh pemburu harta karun yang telah menggali situs puluhan tahun lalu. Prasasti itu jatuh ke dalam lubang galian sehingga rusak.
Kini, batu bertuliskan aksara kuno itu hanya tersisa setengahnya. Bisa bisa dipastikan, apakah sisa potongan dari prasasti ini masih ada di dalam reruntuhan candi atau tidak. Adapun usia batu diperkirakan lebih tua dibanding prasasti Alasantan yang ditemukan di Candi Brahu. Ini artinya, batu telah ada sebelum era Majapahit.
ADVERTISEMENT
Kini, prasasti telah dievakuasi dan dipindahkan ke kantor BPCB Provinsi Jawa Timur untuk diamankan dan dilakukan pembacaan, alih bahasa, dan dilakukan kajian makna dari pembuatan prasasti ini.
Situs Candi Puthuk Kedawung sendiri pertama kali ditemukan pada 1986 dan baru dicek pada tahun 2003. Lama dibiarkan, pada 2017 situs kembali diteliti dan September 2021 pemerintah setempat menemukan struktur candi. Akibat aktivitas pertanian dan terbengkalai, situs mengalami kerusakan.
Baru pada Januari 2022 Candi Puthuk Kedawung diteliti dengan serius setelah mendapatkan bantuan CSR dari LPM Kolaka Malang dengan anggaran Rp 50 juta. Situs akhirnya digali pada 7 Februari 2022.