Pria 37 Tahun di Hong Kong Terinfeksi Virus Langka usai Digigit Kera

16 April 2024 8:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kera.  Foto: Patrik Cahyo Lumintu/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kera. Foto: Patrik Cahyo Lumintu/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pria di Hong Kong dilaporkan mengidap sebuah virus langka. Kondisi pasien kritis dan dalam perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Patogen yang dimaksud adalah virus herpes simiae atau virus B. Dia secara alami dibawa melalui urine, kotoran, dan air liur kera yang berkeliaran di banyak tempat umum di Hong Kong.
Pria berusia 37 tahun itu, kata pihak keluarga, menderita luka gigitan akibat kera saat mengunjungi Kam Shan Country Park pada akhir Februari 2024 lalu. Kam Shan Country Park juga dikenal sebagai 'Bukit Kera'.
Sebulan kemudian, pria tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Yan Chai dengan kondisi demam dan penurunan kesadaran. Dia pun dirawat di unit perawatan insentif setelah dinyatakan positif terinfeksi virus B.
Investigasi epidemiologis masih berlangsung hingga saat ini. Belum ada laporan resmi lebih lanjut mengenai kondisi kesehatannya sejak 3 April 2024.
Ilustrasi virus herpes simiae atau virus B. Foto: vitstudio/Shutterstock
Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong menyebutkan ini adalah kasus pertama yang terjadi di negaranya, meski frekuensi kontak antara manusia dan kera di sana terbilang tinggi.
ADVERTISEMENT
Virus ini sebagian besar strukturnya sama dengan virus herpes simpleks 1 dan 2. Namun, virus B sulit berkembang pada tubuh manusia yang menjadi inangnya dibandingkan kera.
Kasus pertama infeksi virus B pada manusia sudah terdokumentasi sejak 1932, dengan 50 orang sudah dinyatakan positif mengidap virus langka tersebut. Pusat Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control/CDC) di AS melaporkan ada 21 pasien meninggal dunia.
Angka kematian bagi pasien yang tidak melakukan pengobatan mencapai lebih dari 70 persen, menurut laporan ScienceAlert. Meski begitu, ada peluang untuk bertahan hidup melalui terapi antiviral yang sudah diperkenalkan beberapa dekade lalu.
Sebelumnya pada 2021 lalu, seorang dokter hewan berusia 53 tahun di Beijing, China, meninggal dunia akibat virus B. Itu merupakan kasus kematian pertama yang terdokumentasi di China.
ADVERTISEMENT
Kematian umumnya terjadi karena peradangan sistem saraf pusat. Gara-garanya si virus menyebabkan pembengkakan otak dan sumsum tulang belakang penderita.
Pengidap virus B dalam kasus yang tidak parah biasanya mengalami gejala ringan mirip flu, seperti demam, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala. Dalam beberapa kasus, pasien bisa mengalami sesak napas, sakit perut, dan bahkan cegukan.