Pria di AS Jadi Pasien Kedua Transplantasi Jantung Babi ke Manusia

26 September 2023 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 58 tahun di AS jadi pasien kedua yang menerima transplantasi jantung babi hasil rekayasa genetika, sebuah sejarah besar dalam ilmu medis yang kini sedang dikembangkan.
ADVERTISEMENT
Transplantasi organ hewan ke manusia yang disebut xenotransplantasi bisa menjadi solusi masalah kekurangan organ donor manusia yang sekarang terjadi. Lebih dari 100.000 orang di AS saat ini masuk dalam daftar tunggu untuk transplantasi organ.
Prosedur transplantasi jantung babi ke manusia tersebut dilakukan oleh para peneliti dari University of Maryland School of Medicine. Pasien pertama penerima jantung babi dilakukan tahun lalu dan dinyatakan meninggal dua bulan setelah transplantasi dilakukan. Ini karena banyak faktor yang menyebabkan pasien tak bisa bertahan, termasuk kondisi kesehatan yang buruk sebelum operasi.
Operasi xenotransplantasi baru-baru ini dilakukan pada pasien bernama Lawrence Faucette. Dia tidak memenuhi syarat untuk menerima donor jantung manusia karena ada penyakit di pembuluh darahnya dan komplikasi pendarahan internal.
ADVERTISEMENT
Tanpa transplantasi eksperimental, ayah dua anak sekaligus mantan veteran angkatan laut ini hampir dipastikan mengalami gagal jantung.
“Satu-satunya harapan saya yang tersisa adalah menjalani transplantasi jantung babi, xenotransplant,” kata Faucetter sebagaimana dikutip AFP. “Setidaknya sekarang aku punya harapan, dan aku punya kesempatan.”
Ilustrasi bedah. Foto: MAD.vertise/Shutterstock
Xenotransplantasi pun dilakukan. Hasilnya, Faucette dapat bernapas dan jantung barunya berfungsi dengan baik tanpa bantuan alat pendukung apa pun. Dia mengonsumsi obat anti-rejection serta menerima terapi antibodi baru untuk mencegah tubuhnya rusak atau menolak organ baru.
Xenotransplantasi merupakan prosedur medis yang sangat menantang karena biasanya sistem kekebalan manusia akan menyerang organ asing. Para ilmuwan mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan organ dari babi yang dimodifikasi secara genetik.
Dalam beberapa tahun terakhir, dokter telah mentransplantasikan ginjal babi hasil rekayasa genetik pada pasien yang otaknya mati. NYU Langone Hospital Transplant Institute di New York baru-baru ini mengumumkan bahwa ginjal babi yang ditransplantasikan ke pasien mati otak telah berfungsi dalam waktu 61 hari, dan ini sebuah kemajuan yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Penelitian xenotransplantasi ini sudah dilakukan sejak lama. Awalnya, penelitian berfokus pada pengambil organ dari primata. Pada 1984, peneliti pernah mentransplantasikan jantung babon ke bayi baru lahir yang dikenal sebagai “Baby Fae”. Namun, dia meninggal 20 hari kemudian.
Upaya saat ini berfokus pada babi yang dianggap sebagai donor paling ideal bagi manusia karena beberapa alasan, termasuk ukuran organ yang nyaris sama dengan manusia, pertumbuhannya yang cepat, jumlah anak yang banyak, serta fakta bahwa mereka adalah hewan peliharaan yang mudah didapat.