Pria Ini Kena Penyakit Langka Gegara Sering Hirup Pembersih Komputer

23 Januari 2025 13:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi chip di motherboard komputer. Foto: Axonite via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi chip di motherboard komputer. Foto: Axonite via Pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 28 tahun di New England, AS, didiagnosis menderita fluorosis tulang, kondisi yang disebabkan oleh paparan jangka panjang fluorida tingkat tinggi. Kondisi langka ini membuat tulang di tangan pasien membesar.
ADVERTISEMENT
Gejala bermula ketika dalam dua tahun terakhir pria yang tidak disebutkan namanya itu mulai kesulitan berjalan dan mengalami gaya berjalan tidak normal serta nyeri pinggul. Tulang-tulang di tangannya juga membesar. Ia juga mengalami penurunan mobilitas di pergelangan tangan dan leher bawah kanannya.
Pria itu lantas memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan awal, dokter melihat adanya massa tulang di setiap tulang jari pasien. Ia kemudian dirujuk ke dokter spesialis karena tulang tangannya terus membesar.
Kondisinya makin parah, badannya jadi bungkuk dan jalannya miring ke kiri. Hasil pemeriksaan menemukan kadar fluorida dalam darah, urin, dan tulangnya meningkat dari batas normal.
Paparan fluorida pada tingkat yang aman diketahui dapat mengurangi risiko kerusakan gigi. Karena alasan ini, banyak negara menambahkan fluorida ke air keran.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika tertelan dalam jumlah yang terlalu banyak, fluorida bisa menjadi racun kumulatif yang melarutkan kalsium dari tulang sehingga bisa mengubah strukturnya. Kepadatan tulang akan meningkat pada tahap awal penyakit, kemudian tulang-tulang tersebut mulai rapuh dan menjadi kurang elastis.
Ilustrasi tangan keriput. Foto: Flickr
Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter akhirnya menemukan sumber paparan fluorida. Kadar fluorida dalam pasokan air di kota tempat tinggal pria itu ada pada tingkat aman. Namun, mereka menemukan laporan kasus lama yang memiliki gejala serupa, di mana dalam kasus tersebut pasien kerap menghirup semprotan debu kalengan yang digunakan untuk membersihkan komputer.
Dokter menduga si pria juga sering menghirup aerosol. Pasien pun mengakui telah menghirup pembersih komputer selama lebih dari tiga tahun terakhir, karena dapat membuatnya mabuk. Difluoroetana, bahan aktif dalam beberapa pembersih komputer, dimetabolisme oleh tubuh menjadi senyawa terfluorinasi.
ADVERTISEMENT
Dokter menyarankan pasien untuk berhenti menghirup aerosol di pembersi komputer. Enam bulan kemudian setelah pasien berhenti melakukan kebiasaannya, fungsi pinggulnya mulai membaik, dan dia kembali bisa berjalan meski belum sempurna.
Pria tersebut pertama kali mengunjungi dokter pada 2010, dan pada 2014, ia sudah bisa berjalan dengan normal. Dia juga sering berolahraga secara teratur, dan berhenti berobat jalan pada 2015. Dokter menyimpulkan, berhenti menghirup zat mengandung fluorida secara bertahap dapat meringankan gejala pasien dengan fluorosis tulang.