Pria Ini Tertangkap Selundupkan 104 Ular Hidup, Diumpet di Celananya

15 Juli 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ular boa pelangi.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ular boa pelangi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pria di China tertangkap basah menyelundupkan lebih dari 100 ular hidup di dalamnya celananya. Aksi penyelundupan yang tak biasa ini digagalkan oleh petugas bea cukai di Pelabuhan Futian, di perbatasan antara Hong Kong dan Shenzhen, China.
ADVERTISEMENT
“Setelah diperiksa, petugas bea cukai menemukan bahwa kantong celana yang dikenakan penumpang tersebut diisi dengan enam tas serut kanvas dan disegel menggunakan lakban,” demikian pernyataan pihak bea cukai China, dikutip dari IFL Science. “Begitu dibuka, setiap tas ditemukan berisi ular hidup dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna.”
Aksi pria tersebut terbilang nekat, meski hasil penyelidikan lanjutan menyebut ular yang diselundupkan tampaknya tidak berbisa. Beberapa ular bukan endemik dari China, seperti ular susu (Lampropeltis triangulum), ular hognose barat (Heterodon nasicus), ular jagung (Pantherophis guttatus), ular tikus texas (Pantherophis obsoletus lindheimeri), hingga ular banteng (Pituophis catenifer sayi).
Bea cukai China tidak menjelaskan apakah pria yang identitasnya tidak disebutkan itu ditahan atau tidak. Meski begitu, mereka menegaskan pelancong yang melanggar aturan akan diminta pertanggungjawabannya sesuai hukum yang berlaku.
Pria di China tertangkap menyelundupkan 104 ular hidup di saku celananya. Foto: Bea Cukai China
Penyelundupan ular sering terjadi di China. Ratusan reptil ini nantinya akan diperjualbelikan di pasar satwa liar ilegal.
ADVERTISEMENT
Meski sudah ada upaya internasional untuk menghentikan penyelundupan dan penjualan hewan eksotis yang terancam punah, bisnis jual beli hewan ilegal ini terus tumbuh hingga bernilai 20 miliar dolar AS per tahun. Bahkan, perdagangan satwa liar ilegal semakin terorganisir, dilengkapi dengan senjata, dan tentu saja merusak lingkungan dalam skala yang sangat besar.
“Perdagangan satwa liar ilegal merupakan aktivitas ilegal terbesar keempat di dunia, setelah perdagangan senjata, narkoba, dan perdagangan manusia,” tulis ZSL London Zoo di situs web resminya. “Perdagangan satwa liar meninggalkan jejak kehancuran yang memusnahkan spesies dan menghancurkan kehidupan manusia.”
Jual beli satwa liar sendiri telah menjadi perhatian khusus di China, di mana permintaan hewan di sana semakin tinggi dari tahun ke tahun. Beberapa hewan yang diselundupkan biasanya digunakan dalam pengobatan tradisional China, dan sebagaian besarnya dijadikan hewan peliharaan.
Ilustrasi ular tikus. Foto: Shutter Stock
Menurut laporan Badan Investigasi Lingkungan pada tahun lalu, China mengalami setidaknya 192 insiden penyelundupan trenggiling antara 2010 dan 2021, mengakibatkan setidaknya 74.500 trenggiling mati.
ADVERTISEMENT
China sendiri sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi penyelundupan hewan dalam beberapa tahun terakhir. Pada Februari 2020, badan legislatif tertinggi China mengumumkan keputusan untuk melarang perdagangan satwa liar dan melarang satwa liar dijadikan santapan demi melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat.
Spesies yang sebelumnya ilegal untuk diperdagangkan kini telah dilindungi, di mana pemerintah China mengusulkan akan menindak secara hukum bagi mereka yang tertangkap menyelundupkan hewan ilegal, bahkan berpotensi terancam hukuman mati.