Puing Roket China Jatuh di Sebuah Desa: Keluarkan Asap Racun, Warga Berhamburan

28 Juni 2024 8:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: China Daily / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: China Daily / via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah video yang diunggah di situs video pendek China, Kuaishou, memperlihatkan detik-detik puing roket berbentuk silinder jatuh dari langit, menghantam sebuah desa dan mendarat di samping bukit tak berpenghuni. Roket itu mengeluarkan asap berwarna oranye beracun.
ADVERTISEMENT
Puing roket yang diduga berasal dari roket pembawa Long March 2C milik China itu jatuh di desa Xinqiao di provinsi Guizhou, di barat daya China, pada Sabtu (22/6) lalu. Rekaman videonya muncul di Kuaishou tak lama setelah roket diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di provinsi barat daya Sichuan, pada pukul 15.00 waktu setempat.
Video yang beredar di media sosial itu memperlihatkan sebuah puing roket melesat dari langit. Puing terjun bebas dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan asap oranye, dan membuat warga di sana berhamburan ke luar rumah, termasuk remaja pria yang berlari tunggang-langgang sembari menutup telinga.
Warga yang menyaksikan peristiwa itu mengaku mendengar ledakan keras sesaat setelah puing menghantam tanah.
“Saya melihat roket jatuh dengan mata kepala saya sendiri. Ada bau menyengat dan suara ledakan,” papar seorang warga kepada CNN.
ADVERTISEMENT
Sebuah pernyataan yang sudah dihapus dan diposting ulang oleh netizen China menyebutkan pihak berwenang sebenarnya telah meminta warga untuk keluar rumah dan berpencar di ruang terbuka untuk mengamati langit satu jam sebelum roket diluncurkan.
Mereka juga diperingatkan untuk menjauhi puing-puing yang jatuh dari langit untuk mencegah bahaya dari gas beracun dan ledakan.
Adapun roket digunakan untuk mengirim Space Variable Objects Monitor ke orbit, sebuah satelit yang dikembangkan China dan Prancis untuk mempelajari ledakan bintang paling jauh yang dikenal sebagai semburan sinar gamma.
Presiden China, Xi Jinping, berjanji untuk menjadikan negaranya sebagai negara yang kuat dan paling dominan di luar angkasa, meningkatkan misi antariksa untuk bersaing dengan negara lain, terutama Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Peluncuran roket yang dilakukan pada Sabtu (22/6) oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) dinyatakan sukses. CASC adalah kontraktor milik pemerintah yang mengembangkan roket Long March 2C.
Markus Schiller, pakar roket dan peneliti senior di Stockholm International Peace Research Institute, mengatakan puing-puing tersebut merupakan pendorong tahap pertama roket Long March 2C, yang dibuat menggunakan propelan cair terdiri dari nitrogen tetroksida dan unsymmetrical dimethylhydrazine (UDMH). Insiden seperti ini sering terjadi di China karena lokasi peluncurannya.
“Jika Anda meluncurkan sesuatu ke orbit rendah Bumi, biasanya Anda meluncurkannya ke arah timur untuk mendapatkan dorongan ekstra dari rotasi Bumi. Tapi kalau diluncurkan ke timur, pasti selalu ada beberapa desa yang menjadi jalur booster tahap pertama,” kata Schiller.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar roket China diluncurkan dari tiga lokasi berbeda, yakni di Xichang di barat daya, Jiuquan di Gurun Gobi di barat laut, dan Taiyuan di utara. Dibuat pada masa Perang Dingin, pangkalan-pangkalan ini sengaja dibangun jauh dari pantai karena alasan keamanan. Barulah pada 2016, stasiun peluncuran roket keempat, Wenchang, dibuka di Pulau Hainan, provinsi paling selatan di China.
Sebagai perbandingan, NASA dan ESA biasanya meluncurkan roket mereka dari lokasi pesisir menuju lautan. Selain itu, NASA dan ESA juga telah menghapus jenis propelan cair yang sangat beracun untuk program luar angkasa mereka. Yang masih menggunakan cairan ini hanya China dan Rusia.
Faktanya, bukan kali ini saja puing roket China menghantam desa. Pada Desember 2023, puing roket mendarat di selatan Provinsi Hunan, merusak dua rumah. Pada 2002, seorang bocah laki-laki di China utara terluka ketika pecahan satelit yang diluncurkan jatuh di desanya di provinsi Shaanxi.
ADVERTISEMENT