Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Warga dan turis di Nusa Dua, Bali, dihebohkan dengan kemunculan puluhan hiu di perairan Pulau Peninsula pada Kamis (22/8). Kemunculan hiu itu sontak menjadi tontonan para warga dan turis yang kebetulan berada di sekitar wilayah pesisir. Mereka sibuk mengabadikan fenomena munculnya hiu-hiu di dekat pantai itu dengan menggunakan kamera ponsel mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSL) Denpasar, Suko Wardono, biasanya ikan-ikan hiu itu muncul untuk mencari makan. Sebab, musim panen ikan tengah berlangsung.
“Informasi nelayan pada saat tertentu di daerah tersebut memang ada muncul hiu terutama saat musim ikan pelagis,” katanya, saat dihubungi Kamis (22/8).
Sementara itu, Direktur Nusa Dua Reef Foundation (NDRF), Pariama Hutasoit, menjelaskan keberadaan hiu-hiu itu diketahui telah berlangsung sejak satu pekan yang lalu. Menurutnya, peristiwa ini merupakan fenomena tahunan di perairan dangkal Nusa Dua, Bali.
"Saya tidak tahu pasti jumlahnya berapa tetapi banyak, dan menurut laporan masyarakat yang saya jumpai sekitar 60 dan 70, katanya," ujar Pariama seperti dikutip dari Kanal Bali, media partner kumparan.
Hiu yang muncul di perairan Nusa Dua ini adalah hiu jenis blacktip. Menurut peneliti dari Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dharmadi, hiu blacktip adalah ikan yang hidup di perairan berkarang yang relatif dangkal. Hiu ini biasanya memakan ikan pelagis kecil. Sedangkan ikan pelagis sendiri biasanya hidup di permukaan air laut dengan kedalaman 10-200 meter.
ADVERTISEMENT
“Ini fenomena yang wajar, dan bukan fenomena baru. Keberadaan gerombolan hiu ini terkait dengan adanya kelimpahan ikan-ikan pelagis kecil di perairan tersebut,” ujar Dharmadi saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (22/8).
Munculnya ikan-ikan pelagis di sekitar pesisir pantai ini dipicu oleh kelimpahan nutrien dan mineral di permukaan yang menjadi makanan ikan-ikan pelagis. Ikan pelagis yang bergerombol memancing hiu datang untuk berburu ikan tersebut.
Ranny R. Yuneni, Shark and Ray Conservation Officer dari World Wildlife Fund (WWF), menjelaskan ada beberapa faktor seekor hiu bisa muncul di dekat pantai. “Bisa jadi hiu yang bergerak ke pesisir pantai untuk menghindari predator saat si hiu akan melahirkan anak-anaknya. Tapi terkait dengan ketersediaan makanan juga bisa jadi,” jelas Ranny kepada kumparanSAINS.
ADVERTISEMENT
Berbahayakah bagi manusia?
Menurut Ranny, fenomena hiu muncul di pesisir pantai bukan hanya terjadi di Bali, tapi juga pernah terjadi di Takabonerate, Raja Ampat, dan Meko Flotim. Selain itu, hiu-hiu ini sebenarnya tidak berbahaya. Bahkan, selama 5 tahun ia melakukan penelitian hiu, dan tatkala menyelam bersama mereka, hiu-hiu itu belum pernah menyerangnya.
“Intinya insting mereka akan menjauh jika ada kehadiran manusia. Tapi jika terancam, bisa saja menyerang. Sangat jarang sekali kejadian hiu menggigit manusia. Asal kita gak ganggu, dan Kalau diving di dalam laut juga perlu menjaga jarak minimal 3 meter dengan hiu,” papar Ranny.
Senada dengan Ranny, peneliti hiu di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Fahmi, memaparkan pada umumnya hiu ini tidak berbahaya bagi manusia, dengan syarat manusia sendiri tidak mengganggu hiu-hiu tersebut. Ia mengimbau kita agar tak mengganggu hiu-hiu ini terutama pada saat periode-periode khusus mereka, seperti ketika musim kawin, melahirkan, atau mencari makan.
ADVERTISEMENT
Hiu blacktip sendiri terbagi menjadi dua, ada hiu blacktip karang dan hiu blacktip biasa. Hiu blacktip biasa bisa tumbuh hingga 2 meter dan biasanya menempati perairan laut lepas seperti Samudera Hindia, Laut Banda, dan sekitarnya.
Sedangkan hiu blacktip karang bisa tumbuh sekitar 1 hingga 1,5 meter. Mereka umumnya hidup di daerah pesisir, terutama daerah laut berkarang, serta tersebar di seluruh perairan Indonesia.
“Kalau blacktip karang umumnya malah tidak merasa terganggu oleh manusia, terutama di tempat-tempat yang biasa dikunjungi manusia. Malahan di Raja Ampat contohnya, kita bisa memanggil dan berenang bersama mereka, karena mereka terbiasa diberi makan oleh warga setempat,” ujar Fahmi.
Kendati begitu, Fahmi menegaskan supaya tetap berhati-hati. Terutama kepada masyarakat yang ingin melihat langsung hiu-hiu tersebut. Sebab jika mereka merasa terganggu, dikhawatirkan sifat buas sebagai hewan karnivora akan muncul.
ADVERTISEMENT
“Intinya asal hiu-hiu itu tidak diganggu dan tidak merasa terganggu, tidak apa-apa. Jangan sampai dengan adanya kehadiran manusia, sumber makanannya juga jadi hilang sehingga mereka jadi kesulitan mendapatkan makanannya,” ungkap Fahmi.