Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Belum ada aktivitas di kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu menyusul status "Waspada" yang diberikan untuk gunung tersebut sejak 2 Agustus 2019 lalu. Sampai saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasikan pihak pengelola untuk menutup sementara waktu kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devi K. Syahbana mengingatkan masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Tangkuban Parahu .
“Tempat wisata di Tangkuban Parahu hingga saat ini direkomendasikan untuk ditutup sementara waktu. Hal ini karena aktivitas erupsi di gunung ini masih terus berlangsung,” ungkap Devi saat menjadi salah satu pembicara di acara konferensi pers BNPB di Jakarta Timur, Jumat (30/8).
Namun begitu, Devi mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan potensi ancaman bahaya dari erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Dalam sejarahnya di masa modern, menurut Devi, gunung tersebut tak pernah mengeluarkan erupsi yang besar.
“Erupsi Tangkuban Parahu tidak akan pernah menyamai bahkan melampaui erupsi Merapi,” sebutnya.
Mengingat erupsi Tangkuban Parahu yang kecil, mitigasi yang perlu dilakukan pun terbilang cukup sederhana. Kata Devi, masyarakat hanya diimbau menggunakan masker untuk menangkal abu hasil erupsi gunung tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jadi, masyarakat yang berada di sekitar Tangkuban Parahu tidak perlu takut,” tegas Devi.
Dilihat dari sejarahnya secara lebih utuh, Gunung Tangkuban Parahu sebenarnya pernah mengalami letusan dahsyat yang memuntahkan aliran lava, tapi itu kejadian yang sudah teramat lampau. Tepatnya, erupsi purba itu terjadi sekitar 40 ribu tahun silam.